IMPLEMENTASI HARI KARTINI
Tidak kita pungkiri
bahwa R.A. Kartini termasuk salah satu tokoh perjuangan di negara kita. Usaha
yang beliau lakukan merupakan bagian dari keprihatinan beliau terhadap
kesengsaraan rakyat Indonesia yang saat itu dijajah oleh kolonial Belanda. Tanggal
21 april pun dinobatkan sebagai peringatan hari kartini, yang sering
diperingati dengan berbagai macam kegiatan. Namun sering kali kita tidak tahu esensi
dari peringatan hari kartini tersebut.
Baca Juga: HARI GURU NASIONAL SEBAGAI HARI KEBANGKITAN
Dalam menyambut hari kartini, masyarakat banyak yang menyambutnya dengan menggelar berbagai kegiatan yang bertajuk keperempuanan. Namun demikian, pada kenyataannya berbagai peringatan hari kartini, justru yang digelar adalah acara yang sebenarnya justru merendahkan martabat perempuan, seperti dengan digelarnya berbagai acara kontes kecantikan, kontes busana dan lain-lain, yang pada dasarnya kita telah mundur beberapa langkah kebelakang. Dimana wanita hanya dinilai dari tampak luarnya saja.
sebenarnya ada beberapa hal
terkait dengan sikap masyarakat dalam merayakan hari kartini, seperti Memakai
gaun kebaya:
Ritual, atau perayaan yang satu ini
sudah pasti dapat kita lihat diberbagai tempat diseluruh pelosok nusantara,
khususnya para kaum elite. banyak orang berasumsi bahwa hari kartini adalah
hari kebaya, dimana mereka merasa jika memakai kebaya pada saat itu mereka
adalah generasi penerus kartini-kartini masa depan. akan tetapi benarkah disitu
esensi dari peringatan hari nasional ini?? saya rasa semua orang akan bilang
“tidak”, tapi kita tidak bisa mengelakkan bahwa itulah yang terjadi
dimasyarakat. Sebenarnya semangat apa yang diusung oleh ibu kita (kartini).
Benarkah kartini mengusung semangat untuk berkebaya? Ataukah hanya tentang
kesetaraan gender?.
Baca Juga: HARI SANTRI NASIONAL: Meneladani Sang Kiai
Lebih dari itu semua,
semangat kekartinian seharusnya mengusung tentang isu kesosialan dalam
bermasyarakat. Dimana banyak sodara-sodara kita yang masih ada dalam kolong
kemiskinan yang hidupnya kurang dari kata kelayakan. Semangat ini yang agaknya
kurang diperhatikan, kita sering terlena dengan memaknai hari kartini dengan
hari “ego”, kita membesarkan hak-hak kita sebagai personal, namun kita melupakan
kewajiban sebagai manusia yang hidup saling berdampingan.
Sebagai masyarakat
yang berazazkan pancasila, agaknya menjadi suatu kewajiban bagi kita untuk
menjunjung tinggi keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Masih terlalu
banyak ketimpangan dalam masyarakat yang harus kita sejajarkan.
Kartini bukan hanya
hari bagi para wanita, karena yang seharusnya kita jadikan teladan bukanlah
masalah jenis kelaminya, tetapi lebih dari itu adalah semangat mengentaskan
rakyat dari kesengsaraan.
No comments for "IMPLEMENTASI HARI KARTINI"
Post a Comment
Berikan Komentarmu di Sini, Untuk Beropini, Bertukar Ide dan atau Sekedar Sharing..