Sosialisme Islam dalam Pandangan HOS. Tjokroaminoto

Sosialisme Islam dalam Pandangan HOS Tjokroaminoto
Sosialisme adalah paham sosial, ekonomi, dan politik yang mengarah kepada kepemilikan bersama atas suatu alat-alat produksi, hal ini dikarenakan orang-orang sosialis tidak menghendaki adanya perputaran hasil produksi/laba pada segelintir orang saja, pada umumnya sosialisme ingin melayani masyarakat. istilah sosialisme pertama kali muncul pada tahun 1830-an di Prancis, yang dewasa ini telah berkembang menjadi macam-macam bentuk sosialisme, mulai dari sosialisme radikal sampai pada sosialisme demokrat. Sosialisme radikal untuk menyebut Komunisme yang dalam mencapai cita-citanya digunakan dengan cara Revolusi, dan kekerasan, sementara sosialisme demokrat digunakan untuk menyebut paham sosialis yang dalam pencapaian cita-citanya dengan jalan evolusi, konstitusional-parlementer, dan tanpa kekerasan, yang sangat berbeda dengan komunisme marxisme-leninism Sosialisme memang bukan hal baru dalam pergolakan pemikiran dunia, sebelum pemikiran mengenai komunisme muncul, sosialisme sudah terlebih dahulu eksis sebagai suatu “jalan hidup”. Di Indonesia, jika membahas tentang sosialisme, tidak lengkap rasanya jika tidak membahas seorang tokoh yang bernama HOS. Tjokroaminoto. Beliau menggali konsep-konsep dalam agama islam yang kemudian disebut dengan sosialisme islam.

Sosialisme Islam dalam Pandangan Tjokro

Dalam bukunya yang berjudul Islam dan Sosialime, H.O.S. Tjokro menjelaskan bahwa konsep sosialismme dalam islam adalah suatu kondisi dimana adanya suatu persatuan yang solid, dan saling menguatkan “kalo segenap umat manusia kita anggap sebagai satu persatuan, tak boleh tidak, kita harus berusaha untuk mencapai keselamatan bagi mereka semuanya”, dalam pengertian ini maka dapat kita pahami tujuan dari paham sosialime menurut H.O.S. Tjokro, adalah adanya keinginan, atau cita-cita untuk dapat mensejahterakan bagi semua masyarakat. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa konsep sosialisme islam tercermin bagaimana pemeluk agama islam tidak dibeda-bedakan dalam suatu ikatan persaudaran, egaliter dan penerimaan atas ras dan status sosial apapun.


Konsep sosialisme islam sebagaimana dijelaskan di atas, dapat kita lihat pada ibadah pada hari jum’at, tidak ada pembedaan-pembedaan pada semua umat, yang setiap jum’atnya harus datang kemasjid untuk ibadah sholat jum’at. Dan setiap tahun ada ibadah haji yang semua umat islam yang mampu akan berkumpul dan melakukan ibadah, tidak ada pembedaan suku, warna kulit, ataupun berbedaan lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa tidak ada yang membedakan umat manusia, di mata Tuhan, selain tingkat ketaqwaanya. Hal ini menunjukan (menurut Hos. Tjokro), tidak hanya persamaan, persaudaraan, serta kesamaan harkat, martabat dan derajad seluruh umat manusia adalah sama, akan tetapi ada kesamaan maksud dan tujuan pada jalur kemanusiaan, semua Umat adalah sebagaimana satu organism, jika satu tersakiti maka akan terasa kepada seluruh bagian tubuh organism tersebut.

Lebih lanjut H.O.S. Tjokro menjelaskan makna yang terkandung dalam islam adalah sebagai berikut; Pertama, kata Islam dari kata dasar Aslama yang berarti ketundukan kepada Allah, tidak ada yang lebih patut ditakuti selain Allah, dalam makna yang dapat dipahami sekarang, “tidak ada tuhan yang patut disembah selain Tuhan”. Kedua, Islam dari asal kataa Saliman yang berarti selamat, bermakna jika seluruh umat islam patuh, tunduk dan senantiasa menjalankan ajaran agama islam dengan baik, maka akan dijamin keselamatannya di dunia, hingga di akhirat.

Dasar Perintah Yang Bersifat Sosialistik

Dalam 5 rukun islam, terdapat rukun islam yang ke empat adalah zakat, secara sederhana, zakat merupakan pembagian atas kelebihan harta kekayaan seseorang/lembaga kepada orang-orang fakir dan miskin. Dalam konsep ini harta yang dimiliki oleh seseorang juga terdapat hak orang-orang fakir & miskin (8 golongan) yang harus diberikan, ini adalah merupakan konsep yang sangat sosialistik, dimana ada perasaan yang sama kita satu saudara kurang beruntung, maka saudara yang lain ikut merasakannya dengan membagikan kepemilikannya dengan takaran dan aturan yang telah ditetapkan syari’at.

Nabi bersabda “Siapa yang sangat dikasihi oleh Tuhan? Yaitu barang siapa mendatangkan sebesar-besarnya kebaikan bagi mahaluk Tuhan”.

Baca Juga: GERAKAN SOSIAL BARU

Apa yang hendak diajarkan konsep zakat kepada sekalian umat manusia? Hos Tjokro menjelaskan bahwa zakat dapat mengajarkan manusia untuk; Perama, membangun rasa ridhla mengorbankan diri dan memprioritaskan kepentingan umum dibandingkan dengan urusan pribadi. Kedua, zakat merupaka salah satu rukun islam yang mencitrakan perasaan sama rasa, yang merupakan citra sosialistik. Dan ketiga, kemiskinan bukanlahhal yang lebih buruk disbanding kejahatan, sabda nabi, “kemiskinan itu menjadikan besar hati saya” Al-fakir Fakhri. Inilah yang kemuudian perlu diajarkan kepada umat manusia, agar tidak sombong dan serakah, mengambil hak sesamanya, dengan tidak membayar zakat, maupun dengan melakukan kejahatan luar biasa, Korupsi.
_________________
Sumber Gambar: Google.com 

No comments for "Sosialisme Islam dalam Pandangan HOS. Tjokroaminoto"