KONSEP DINAMIKA KEBUDAYAAN

Konsep dinamika kebudayaan. Dinamika kebudayaan merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada suatu kebudayaan. Kebudayaan atau budaya berarasal dari kata budi dan daya, budi berarti akal dan daya adalah usaha. Budaya adalah merupakan hasil usaha dari akal manusia. Kebudayaan lahir karena manusia membutuhkan unsur- unsur budaya untuk mempertahankan, dan atau beradaptasi terhadap lingkungannya. Budaya bisa lahir dari proses penurunan, dan penciptaan. 

Budaya lahir dari proses peniruan berarti budaya yang ada pada masa sekarang adalah budaya yang telah dilakukan oleh para pendahulu sebelumnya, dan diwariskan melalui proses sosialisasi, sehingga budaya dapat dinikmati generasi penerus. Sementara budaya yang diciptakan merupakan budaya baru yang belum ada sebelumnya, sebagai contoh dahulu teknologi pembajakan sawa menggunakan ternak, namun sekarang budaya membajak sawah dengan ternak sudah banyak digantikan dengan tenaga mesin, traktor. Maka dengan contoh di atas, pembajakan sawah dengan menggunakan traktor adalah contoh budaya yang diciptakan, saat ini. Dalam hal ini budaya digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan alam dan sosial yang terus berubah.


konsep dinamika kebudayaan
Kenapa suatu kebudayaan berubah? Haviland menjelaskan bahwa kemampuan berubah merupakan suatu hal yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa kemampuan itu, manusia akan kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial, dan lingkungan yang sering kali berubah berubah lebih dahulu dibanding kebudayaan.[1] Urgensi dari kemampuan kebudayaan untuk berubah adalah agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan kebudayaan yang bersifat lebih adaptif, namun tentu saja masih memiliki kemampuan untuk memilah mana nilai yang harus diadopsi dan nilai yang memang harus dipertahankan.

Dinamika kebudayaan adalah suatu proses berubahnya kebudayaan awal menuju kebudayaan baru yang disabkan oleh beberapa faktor;
1.      Proses belajar kebudayaan sendiri, meliputi internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi
a.       Internalisasi
Para ahli memberikan definisi tentang internalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut;
ü  Ihsan memaknai internalisasi sebagai upaya yang dilakukan untuk memasukkan nilai – nilai kedalam jiwa sehingga menjadi miliknya.
ü  Internalisasi (internalization) diartikan sebagai penggabungan atau penyatuan sikap, standar tingkah laku, pendapat, dan seterusnya di dalam kepribadian (Chaplin, 2005: 256)[2]
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa internalisasi adalah proses penanaman nilai melalui proses sosialisasi dan pendidikan, yang selanjutnya nilai tersebut dijadikan sebagai sebuah kepribadian. Sebagai contoh, institusi atau sekolah memiliki nilai yang dianut atau dijadikan sebagai sebuah aturan dan tata tertib, kemudian nilai tersebut diinternalisasikan melalui proses sosialisasi dan pendidikan kepada para stakeholder, baik tenaga pendidik maupun peserta didik agar dijadikan sebagai suatu kepribadian.
Dalam konteks antropologi, internalisasi merupakan proses penanaman nilai dari budaya yang dianut oleh masyarakat melalui proses sosialisasi yang kemudian bertujuan untuk dijadikan sebagai kepribadian (nilai, karakter yang melekat) kepada setiap individu anggota masyarakat.
b.      Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses penanaman, atau transfer kebiasaan, atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok  atau masyarakat.[3] Dalam pengertian lain, sosialisasi merupakan proses dimana individdu baru mempelajari nilai- nilai, atau norma- norma suatu masyarakat untuk menjadi anggotanya.
Dari pengertian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa Sosialisasi merupakan proses transfer nilai, kebiasaan, atau budaya dari generasi yang sebelumnya, kepada generasi selanjutnya. Sosialisasi terjadi diberbagai tingkat strata sosial, mulai dari keluarga, tingkat Negara sampai pada sosialisasi yang terjadi pada proses yang menggelobal, dunia. Hal ini dapat kita jumpai pada dianutnya budaya- budaya asing di suatu Negara.
c.       Enkulturasi
Menurut E. Adamson Hoebel enkulturasi adalah kondisi dimana seseorang secara sadar atau pun tidak sadar mencapai kompetensi dalam budayanya dan menginternalisasikan budaya tersebut.[4] Dalam kamus besar bahasa Indonesia enkulturasi diartkian sebagai “pembudayaan”. Pengertian ini memili kesamaan dengan pengertian sosialisasi, namun letak perbedaannya adalah jika sosialisasi adalah proses individu belajar tentang suatu nilai atau kebudayaan, maka enkulturasi memiliki makna yang lebih jauh lagi, tidak hanya mempelajari nilai saja, bahkan sampai pada proses internalisasi suatu nilai yang gdipelajari tersebut.
2.      Evolusi kebudayaan dan difusi
Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa evolusi kebudayaan adalah proses perkembangan kebudayaan dari bentuk yang sederhana menuju bentuk yang lebih kompleks. Proses evolusi ini akan dilanjutkan dengan proses difusi. Difusi adalah proses penyebaran kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan perpindahan bangsa- bangsa di muka bumi ini.[5]
Proses difusi terjadi melalui pertemuan- pertemuan antara individu- individu dengan individu dari kelompok lain, difusi terjadi dalam  beberapa cara, seperti; simbiotik, penetration pacifique, dan penetration violence.
a.       Simbiotik
Simbiotik adalah merupakan bentuk hubungan antar kelompok yang tidak sampai  mempengaruhi bentuk dari kebudayaan tiap kelompok.
b.      Penetrasi Pasifik
Masuknya budaya asing kepada budaya lokal, tanpa mendapatkan perlawanan, atau diterima dengan damai. Budaya asing dapat masuk, hal ini dikarenakan adanya persepsi dari masyarakat bahwa budaya yang baru adalah budaya yang lebih baik, lebih tinggi, atau lebih sempurna, sehingga masyarakat dapat menerimanya tanpa ada guncangan kebudayaan. Hal ini dapat kita lihat di sejarah masuknya kebudayaan, atau agama hindu- budha, atau agama islam kepada budaya bangsa Indonesia. Budaya diterima dengan tanpa paksaan, sehingga budaya asing dapat diserap, dan bersatu, membaur, bahkan saling beradaptasi diatara dua kebudayaan tersebut.
c.       Penetrasi Violence
Penetrasi violence adalah proses masuknya budaya asing dengan adanya bentuk paksaan-paksaan, yang dapat menghancurkan, atau merusak budaya lokal. Seperti dengan adanya penjajahan.
3.      Proses pengenalan unsure –unsur kebudayaan asing; akulturasi dan asimilasi
a.       Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial dimana suatu masyarakat, atau kebudayaan dihadapkan dengan kebudayaan lain, namun hadirnya kebudayaan baru dapat diterima dengan tanpa menghilangkan unsure- unsure kebudayaan yang lama. dengan Sebagai contoh, hadirnya agama islam dalam masyarakat jawa tidak menghilangkan kehasan masyarakat jawa, sehingga dalam menjalankan ritual keagamaan seringkali kita masih menjumpai sentuhan tradisi. Misalnya pada acara tahlilan, atau tumpengan.
b.      Asimilasi
Asimilasi adalah proses pembauran budaya yang pada akhirnya akan menghilangkan kebudayaan yang lebih lemah. Datangnya kebudayaan baru akan menghilangkan kebudayaan yang sudah ada.
4.      Proses inovasi
Inovasi adalah proses penemuan budaya baru, atau penemuan gagasan baru yang kemudian diadobsi oleh masyarakat sebagai budayanya. Inovasi biasanya digunakan untuk memperbaiki kebudayaan yang dianggap sudah kurang sesuai dengan lingkungan alam atau sosial yang sedang berlangsung, sehingga perlu adanya pembaruan, atau perbaikan.
Demikianlah artikel tentang dinamika kebudayaan, perubahan budaya dan proses perubahan kebudayaan. pengertian dinamika kebudayaan, 





[1] Dalam siany indria, dan atik catur. Buku siswa antropoloogi kelas 1
[2] http://blog.unnes.ac.id/liasuprapti/2015/12/18/materi-antropologi-kelas-x-internalisasi-nilai-nilai-budaya-dalam-pembentukan-kepribadian-dan-karakter/
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
[4] E. Adamson dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Enkulturasi
[5] Dalam siany indria, dan atik catur. Buku siswa antropoloogi kelas 1

No comments for "KONSEP DINAMIKA KEBUDAYAAN"