PUISI, HARAPAN

bulan semakin kecil terlihat di sela lubang cendela kami
mata, mata kami harus berjuang melihat barisan titik
samar, terlihat rata
segerombol mendung menyapa bulan
seolah senang, bulan lama berbincang
titik-titik semakin samar tanpa bayangan
otot muka kami mengerucut, matapun menyudut
sirnah, sirnah, sirnah....
tak ku temukan lagi pantulan warnah,...
samar tak berpola,
menyebar keseluruh arah,
Dimana?
di sini katanya,
kata siapa?
kata mereka,
masih gelap kurasa
tak berbekas bercak keringat kerja keras kita.
"bocah", datangilah secercah cahaya,
lalu dengan apa aku kesana??
lihat, dan berjalanlah...,
dan tinggalkan salam kami pada mereka.
kencang, hantamkan.
dan nyalahkanlah pelita......

No comments for "PUISI, HARAPAN"