Penguatan Ekonomi Maritim dan Agrikultur di Indonesia

Perekonomian adalah rumus kunci dari eksisnya suatu Negara, dengan ekonomi yang kuat maka suatu Negara akan sulit rasanya untuk diganggu oleh Negara lain, dan sebaliknya, Negara yang ekonominya carut marut, maka tak perlu menunggu lama Negara tersebut pasti akan menjadi “budak” Negara lain. Dari ilustrasi singkat tersebut dapat kita pahami betapa pentingnya penguatan ekonomi bagi suatu bangsa dan atau Negara. Artikel ini akan membahas pentingnya penguatan ekonomi maritim dan agrikultur di Indonesia.

Sebagaimana yang telah kita ketahui, Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan sebagian besar wilayahnya adalah wilayah perairan, dan selebihnya merupakan daratan yang sangat subur. Oleh sebab itu tak heran jika nenek moyang kita, seperti dalam sejarah kerajaan besar sekaliber Sriwijaya atau Majapahit dalam menjalankan kekuasaan dan ekspansinya selalu memperhatikan wilayah perairannya, karena perairan merupakan asset besar bagi kerajaan-kerajaan tersebut.

Namun sayangnya potensi besar tersebut telah lama dilupakan oleh bangsa pewaris kerajaan besar ini. Indonesia yang mewarisi kesuburan tanah dan kekayaan wilayah perairan kerajaan-kerajaan besar tersebut, dan katanya lebih memilih untuk mengelola wilayah daratan, yang jamak kita dengar dengan tagline “Negara agraris” yang ironisnya pembangunan perekonomian disektor agrikultur juga tidak semegah tagline yang didengung-dengungkan tersebut. Menyadari hal tersebut, maka penting bagi bangsa Indonesia untuk melakukan penguatan ekonomi dibidang kemaritiman maupun sektor agrikultur sehingga dapat mengeksplorasi lagi potensi-potensi dan sumber daya yang dimiliki.

Baca Juga: Petani dan Kesejahteraannya

Sebelum kita lebih jauh membahas tentang penguatan ekonomi maritim dan agrikultur di Indonesia, terlebih dahulu kita harus memahami apa yang dimaksud dengan ekonomi kemaritiman dan ekonomi agrikultur.

Agrikultur merupakan upaya peningkatan perekonomian dengan upaya memanfaatkan, atau memberdayakan sektor pertanian. Sedangkan Ekonomi maritiam merupakan ekonomi yang berputar dalam produk-produk yang berhubungan dengan kelautan. Namun demikian, dewasa ini pengertian ekonomi maritime dibedakan dengan ekonomi kelautan. Ekonomi kelautan merujuk pada kegiatan perekonomian yang berada di laut maupun pesisir pantai yang menggunakan hasil SDA –Sumber Daya Alam- baik berupa Barang maupun Jasa.

Potensi Ekonomi Maritim Indonesia

Perekonomian dibidang kemaritiman sangat terbuka lebar di depan mata bangsa Indonesia, yang jika kita memanfaatkannya dengan baik tentu akan memberikan dampak pembangunan yang besar bagi bangsa Indonesia. Adapun potensi ekonomi maritim tersebut setidaknya dapat diuraikan menjadi tiga yaitu sektor pelayaran, sektor perikanan, dan sektor pariwisata bahari, sebagai berikut;

1. Potensi Sektor Pelayaran 

Indonesia termasuk kedalam Negara berpenduduk terbesar di dunia, yang kebetulan berada dalam wilayah kepulauan. Hal ini membuat Indonesia memerlukan moda transportasi yang dapat memungkinkan adanya konektifitas antar pulau, sehingga penduduk antar pulai dapat tersambung dan melakukan kegiatan ekonomi.

Penguatan Ekonomi Maritim dan Agrikultur di Indonesia
Ilustrasi Wilayah Pertanian dan Maritim. Gambar diolah dari Pixabay.com
Sektor pelayaran dapat menjadi transportasi andalan bagi Negara kepulauan seperti Indonesia. Dengan jalur transportasi laut tersebut jika dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya maka kita dapat menekan kesenjangan harga kebutuhan barang/jasa antar pulau yang saat ini masih kita rasakan. Namun demikian, keseriusan dalam mengelola transportasi laut tersebut masih belum kita lihat dengan maksimal, seperti peningkatan pelabuhan, pelayaran, maupun sumber daya manusia yang masih jauh dari harapan.

2. Potensi Sektor Perikana

Dengan luas wilayah laut yang mencapai 70% jika dibandingkan dengan luas daratan yang hanya 30%, maka potensi sektor perikanan dapat menjadi andalan untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Sayangnya kesadaran para pelaku tangkap ikan masih menjadi problem sampai saat ini, mereka seringkali tidak memikirkan kelestarian ikan dengan digunakannya alat tangkap ikan berlubang kecil, sehingga ikan-ikan kecil ikut tertangkap, yang jika hal ini berlangsung terus menerus, maka potensi perikanan dapat menjadi berkurang, karena ikan tidak sanggup untuk beregenerasi.

Selain itu, kemampuan SDM penangkap ikan juga perlu ditingkatkan, karena mayoritas para nelayan tidak memiliki basic keilmuan tentang menagnkap ikan di lautan, sehingga penangkapan sering kali dilakukan secara tradisional, dengan metode turun menurun dari orang tua, sehingga mereka tidak mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tangkapnya.

Oleh karena itu, perlu kiranya untuk membangun sebuah sekolah kelautan yang siap untuk diterjunkan menjadi seorang penangkap ikan maupun berbagai potensi ekonomi yang terdapat didalamnya. Selanjutnya, profesi nelayan juga harus dibranding sedemikian rupa supaya menjadi pekerjaan yang tidak dipandang sebelah mata, lebih lanjut, perilaku mengkonsumsi ikan juga harus ditingkatkan, sehingga kedepan potensi perikanan dapat dikembangkan dengan semaksimal mungkin.

3. Potensi Sektor Pariwisata Bahari

Potensi ekonomi yang terdapat dalam sektor wisata bahari juga menjadi pontensi yang wajib ditingkatkan, pasalnya dewasa ini berwisata laut sudah menjadi wisata paling diminati oleh masyarakat sehingga potensi ekonomi yang terdapat didalamnya bisa dieksplorasi lebih dalam lagi. Selain memikat wisatawan lokal, daya tarik laut juga banyak memikat wisatawan Mancanegara. Peningkatan wisatawan Asing tersebut dapat berdampak positif bagipeningkatan cadangan devisa Negara.

Itulah hal-hal yang dilakukan dalam upaya peningkatan ekonomi maritim yang ada di Indonesia. Yang selanjutnya kita sebagai warga masyarakat dapat membantu peningkatan ekonomi maritime dengan mengonsumsi, atau menggunakan produk maritim dari dalam negeri.

Strategi Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia

Peningkatan ekonomi maritim Indonesia mutlak diperlukan, dan hal ini dapat dimulai dengan merubah hal yang mendasar bagi pembangunan sektor ekonomi tersebut. Hal mendasar tersebut adalah persoalan paradigma dalam pembangunan nasional, tanpa perubahan paradigma tersebut maka peningkatan ekonomi maritime hanya akan menjadi bualan, atau mungkin hanya menjadi komoditas politik lima tahunan.

Baca Juga: Pelaku Ekonomi, Pengertian Peran dan Contohnya

Oleh sebab itu, roodmap atau grand design pembangunan ekonomi laut harus dibuatkan dalam jangka panjang, arah dan kebijakannya. Hal ini dapat dimulai misalnya dengan membangun infrastruktur pelayaran seperti pembangunan pelabuhan, perkapalan, dan sistem lain yang menunjang. Sistem pengangkutan laut adalah sistem utama dalam pembangunan wilayah kepulauan seperti Indonesia, karena moda transportasi ini dapat menganggkut barang lebih besar jika dibandingkan dengantransportasi darat maupun udara.

Dengan kesadaran ini maka perekonomian antar pulau akan lebih meningkat, karena ada kemudahan untuk menjual atau membeli barang dari luar pulau, seperti produk pangan, pertanian, perkebunan, peternakan, manufaktur dan lain-lain.

Potensi Ekonomi Agrikultur

Indonesia dikaruniai wilayah daratan yang sangat luas jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangganya, selain itu, kesuburan tanah juga menjadi potensi besar bagi bangsa Indonesia. Potensi besar ini kita banyak kenal dengan frasa “tanah kita tanah surgai, tongkat dan batu jadi tanaman”, betapah beruntungnya Negara ini.

Sejalan dengan itu, kita akan lebih merasakan keberuntungannya jika mampu mengelola lahan dengan sebaiknya untuk kelestarian lahan maupun potensi ekonomi yang mampu dibangun di atasnya. Setali tiga uang, sektor pertanian menjadi sector yang menopang sebagian besar ekonomi masyarakat, pendapatan nasional, pangsa ekspor dan tentu menjadi penyedia pangan bagi bangsa Indonesia khusunya.

Adapun potensi yang dapat dilakukan peningkatan adalah seperti tanaman padi, jagung, umbi-umbian, kopi, cengkeh, sayuran, buah-buahan serta berbagai komoditas pertanian dan perkebunan lainnya.

Faktor Pendukung Ekonomi Agrikultur

Faktor faktor yang mendukung perekonomian dalam sektor agrikultur adalah keanekaragaman hayati, ketersediaan tenaga kerja, pangsa pasar, dan tentu saja lahan pertanian itu sendiri.
Keanekaragaman hayati

Indonesia memiliki sebagian besar potensi hayati yang dimiliki oleh dunia, yang berupa 10% dari spesies tumbuhan berbunga, 12% spesies mamalia, 16% reptil dan amfibi serta 17% bangsa burung/ungas, berbagai tanaman penghasil buah, sayuran, umbi-umbian, dan tanaman penghasil rempah-rempahan lainnya.

1. Lahan Pertanian

Indonesia memiliki 40% dari total lahan dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. ketersediaan hutan sungai, serta curah hujan dan penyinaran yang cukup juga menjadi nilai besar untuk peningkatan pertanian di Indonesia. Namun demikian potensi besar ini masih belum digarap dengan semaksimal yang seharusnya dapat dikerjakan dihamparan lahan tersebut.

2. Tenaga Kerja

Penduduk besar merupakan nilai tambah bagi Indonesia, karena ketersediaan tenaga kerja yang dapat menggarap berbagai sector perekonomian akan dapat dipenuhi, ditambah lagi Indonesia akan mendapat bonus demografi yang memungkinkan jumlah tenaga angkatan tenaga kerja/usia produktif akan lebih besar dari jumlah usia tidak produktif.

Oleh karena itu, peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga kerja perlu untuk menjadi perhatian berbagai pihak, dan terutama adalah Negara. Jika kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja dapat ditingkatkan maka produksi akan lebih besar, dan selanjutnya pendapatan perkapita, dan pendapatan Negara juga akan mendapat imbas positifnya.

3. Pangsa Pasar

Sebagai Negara yang masuk sebagai Negara dengan penduduk terbesar di dunia, maka Indonesia menjadi pangsa pasar besar yang dapat digarap. Oleh karena itu, produk-produk agrikultur dapat ditingkatkan untuk dipasarkan kepada 340 juta jiwa bangsa Indonesia.

Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia

Dengan potensi lahan yang dapat digarap mencapai angka yang besar, namun sayangnya banyak dari lahan tidak dapat ditanami menjelang musim kemarau karena kekeringan, dan tidak jarang juga lahan tidak dapat ditanami ketika musim penghujan karena terdampak banjir.

Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur yang mendukung pertanian seperti pembangunan saluran irigasi, waduk, dan sungai-sungai menjadi penting untuk terus ditingkatkan.

Baca Juga: Perbedaan Suku Bangsa di Indonesia

Selain persoalan infrastruktur, sektor pertanian masih belum menjadi sektor yang menarik bagi para angkatan kerja muda, karena pertanian masih dipandang kotor, dan miskin. Maka kemudian, perbaikan citra tersebut perlu untuk dilakukan, agar potensi pertanian yang dimiliki bangsa Indonesia dapat digarap dengan semaksimal mungkin.

Hambatan Pengembangan Agrikultur Di Indonesia

Meski memiliki potensi besar untuk pengembangan agrikultur, namun pengembangan sektor ini masih dirasa terbata-bata karena disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah sebagai berikut;

  1. Usaha pertanian masih relatif kecil
  2. Ketersediaan teknologi modern masih belum memadai
  3. Paradigm pertanian yang masih tradisional
  4. Waktu tanam Masih dipengaruhi musim
  5. Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri
  6. Monopoli perdagangan
  7. Jalur distribusi yang terlalu panjang
  8. Kurangnya inovasi benih
  9. Kepemilikan lahan pertanian bagi petani kecil
  10. Sulitnya pinjaman modal 
  11. Dan lain-lain

Dari uraian ini, maka dapat disimpulakn bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi besar untuk peningkatan ekonomi maritime dan agrikultur, namun demikian masih terdapat hambatan yang perlu diselesaikan dalam upaya peningkatan ekonomi maritime dan agrikultur di Indonesia.

No comments for "Penguatan Ekonomi Maritim dan Agrikultur di Indonesia"