Konsep Dasar Perkembangan Anak

konsep dasar perkembangan anak usia dini
keluarga merupakan tempat belajar yang pertama dan utama bagi anak. Gambar oleh Aline Dassel dari Pixabay
Setiap manusia akan mengalami satu proses dimana akan terjadi pertambahan pemahaman, pengertian, kognisi, maupun afektif, dan psikomotoriknya. Artikel kali ini akan membahas bagaimana konsep-konsep dasar dari proses perkembangan anak, yang akan mengulas seputar ciri, prinsip, serta fase-fase perkembangan yang terjadi pada seorang anak, atau individu.

Konsep-Konsep Dasar Perkembangan Anak

Secara awam kita dapat mengetahui bagaimana konsep-konsep dasar dalam sebuah proses perkembangan dengan cara memperhatikan kejadian-kejadian yang dialimi oleh kebanyakan anak secara kasat mata, misalnya pada usia berapa anak mulai dapat merangkak, berjalan, dan pada usia berapa seorang anak usia dini mampu mengucapkan sesuatu dalam kalimat yang sedikit panjang.

Berbagai ciri-ciri perkembangan juga dapat kita saksikan secara kasat mata, oleh sebab itu banyak dari para orang tua kita sudah sangat memahami konsep-konsep ini, namun demikian karena tidak dilengkapi dengan seperangkat ilmu-ilmu perkembangan, maka pengetahuan itu kadang tidak banyak membantu dalam upaya perkembangan seorang anak, karena mereka tidak banyak tahu bagaimana cara untuk mengimplementasikan pengetahuan tersebut untuk membantu anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik, hebat, dan seterusnya menurut usianya. 

Untuk itu, artikel tentang konsep dasar perkembangan ini terlebih dahulu akan membahas bagaimana pengertian dan ciri-ciri dari proses perkembangan, agar kita lebih memahami seperti apa perkembangan yang terjadi pada seorang individu, mulai dari masa kanak-kanak sampai menjelang usia senja, atau bahkan sampai tutup usia. Mari kita ikuti penjelasan lebih lanjut;

A. Pengertian Dan Ciri-Ciri Perkembangan

Secara sederhada pengertian perkembangan dapat kita sebut sebagai suatu perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang yang terjadi secara berkesinambungan dan terjadi dari lahir hingga mati.

Syamsu yusuf (2012) mendefinisikan bahwa perkembangan adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang individu menuju tingkat kematangan, atau kedewasaan yang berlangsung dengan sistematis, progresif, kontinyu (berkesinambungan), baik yang menyangkut jasmani (fisik) maupun rohani (psikis).

Dari kedua pengertian ini, maka dapat kita katakan bahwa perkembangan adalah suatu perubahan baik yang terjadi pada fisik (jasmani) maupun pada psikis (rohani) seseorang, dan berlangsung secara sistematis, progresif, berkesinambukangan, yang terjadi mulai dari lahir sampai mati.

Adapun yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan menurut yusuf (2012) adalah sebagai berikut;
  1. Sistematis berarti bahwa perkembangan terjadi secara simultan antara dorongan, atau kemampuan psikis maupun dan juga kemampuan secara lahiriah, fisik. Sebagaimana yang terjadi ketika seorang anak mulai mampu berjalan, dalam kondisi tersebut yang terjadi adalah adanya kemauan untuk berjalan (psikis) yang ditopang oleh semakin kuatnya otot-otot kaki untuk berjalan (fisik), dan keduanya merupakan satu kesatuan yang harmonis.
  2. Perkembangan yang Progresif bermakna bahwa perkembangan yang terjadi bersifat maju, setahap demi setahap menuju suatu perkembangan baik secara kualitatif (mental) maupun kuantitatif (jasmani)., seperti pada perkembangan kognisi, atau pengetahuan, dan perkembangan fisik seseorang menjadi lebih besar, tinggi, dan sebagainya.
  3. berkesinambungan, artinya perkembangan yang dialami oleh seorang individu akan terjadi secara berurutan, tidak melompat dari satu proses kemudian tiba-tiba sampai pada proses yang lain. Sebagai contoh, sebelum akhirnya dapat berjalan, seorang anak usia dini harus bisa tengkurap, duduk dan selanjutnya merangkak, atau berjalan.
Pada umumnya seorang anak yang mengalami proses perkembangan akan dapat diamati, mulai dari perkembangan fisik yang paling mudah untuk dilihat dengan kasat mata, menjadi lebih tinggi, atau lebih besar, tumbuh dan tanggalnya gigi. Sementara ciri perkembangan lainnya dapat berupa fokus perhatian, yang sebelumnya hanya memperhatikan dirinya sendiri menjadi memperhatikan orang lain dan lingkungan sekitarnya. 

Ciri selanjutnya adalah hilangnya satu “kemampuan” yang digantikan dengan kemampuan yang lain, misalnya pada usia balita, anak akan banyak mengoceh, dan seiring dengan kemampuan untuk bergerak, merangkak atau berjalan, anak akan kehilangan kebiasaan mengocehnya.

Menginjak usia remaja, seorang anak akan terlihat mulai terjadi pergantian gigi, dan saat mulai remaja, akan terjadi perubahan nada suara, dan pada anak perempuan akan mengalami menstruasi, sementara anak laki-laki akan mengalami mimpi basah. Selain itu, terjadi juga perkembangan kelamin skunder, seperti dada membidang pada laki-laki, dan pinggul membesar pada perempuan. Dll.

B. Prinsip-Prinsip Perkembangan

Perkembangan merupakan proses dan hasil sekaligus, yang pertama perkembangan sebagai proses berarti perkembangan pada seorang individu akan terus berlangsung, mulai dari masa konsepsi sampai nanti menjelang ajal menjemput.

Sementara perkembangan sebagai hasil dapat dipahami bahwa setiap orang akan sampai pada suatu pencapaiannya masing-masing, misalkan seorang anak yang mampu berjalan yang merupakan hasil dari proses selama itu untuk merangkak, dan melangkah. Dalam pengertian yang lain, Kedua fase tersebut kadang akan saling berganti, dimana proses akan menjadi hasil, dan selanjutnya hasil akan menjadi proses yang lain.

Yusuf S. (2012), menyebutkan bahwa terdapat 6 (enam) prinsip perkembangan, yaitu perkembangan merupakan satu proses yang tidak pernah berhenti, semua aspek perkembangan saling mempengaruhi, perkembangan itu mengikuti pola, perkembangan terjadi pada tempo yang berlaianan, setiap fase perkembangan memiliki ciri khas, setiap orang yang “normal” akan mengalami fase perkembangan, selanjutnya akan dibahas sebagai berikut;

1 Perkembangan Merupakan Satu Proses yang Tidak Pernah Berhenti

Manusia akan mengalami perkembangan terus menerus, setiap pengalaman yang didapatkan seorang individu akan menjadi satu pemahaman yang kemudian akan dijadikan sebagai pembelajaran, dan seterusnya akan menjadi pemahaman, dan pengertian baru sehingga individu tersebut akan terus berkembang. Hal ini akan terus terjadi mulai masa konsepsi hingga kemudian mati, oleh sebab itu proses ini juga dikenal dengan ungkapan “never ending procces”.

2 Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi

Setiap aspek perkembangan anak, baik berupa fisik, psikis, intelegensi, maupun sosial akan saling terkait dengan perkembangan seorang individu. Misalnya ketika seorang anak memiliki kekurangan fisik, maka akan terjadi stagnasi dalam perkembangan aspek lainnya, misalnya aspek psikis, atau aspek sosialnya. Oleh sebab itu, setiap aspek yang memiliki kelebihan ataupun kekurangan akan berpengaruh pada aspek perkembangan lainnya.

3 Perkembangan Itu Mengikuti Pola dan Arah

Satu individu akan melewati proses perkembangan yang sama dengan individu yang lainnya, seperti anak yang mulai bisa merengek, bergerak, duduk, berjalan dan seterusnya, hal ini berarti anak akan mengalami pola perkembangan yang sama. Untuk dapat melihat pola perkembangan pada anak, silahkan perhatikan bagan arah tahapan perkembangan anak di bawah ini; 

konsep dasar perkembangan anak usia dini, remaja, dewasa
Tahapan perkembangan anak, menurut usia dan kemampuannya


Sementara itu, Yelon dan Weinsten dalam yusuf (2012) menuturkan beberapa hal tentang konsep dasar perkembangan, bahwa perkembangan memiliki arah dan pola, di ataranya sebagai berikut;
  • Struktur mendahului fungsi, hal ini berarti bahwa pekembangan struktur, atau kelengkapan dan “kesempurnaan” organ-organ tubuh tertentu akan terlebih dahulu terbentuk sebelum akhirnya dapat digunakan. Contoh, mata akan dapat digunakan (fungsi) setelah oto-otot mata terbentuk dengan baik (struktur). 
  • Perkembangan berlangsung dari yang konkret menuju abstrak, maksudnya adalah bahwa kemampuan berpikir seorang anak telebih dahulu hanya mampu memproses objek yang terlihat, konkret. Sementara itu kemampuan itu akan meningkat pada hal yang abstrak, yang tak terlihat langsung oleh mata, atau bahkan yang bersifat imajinatif setelah anak tersebut mulai menginjak usia remaja.
  • Proses perkembangan berlangsung dari egosentrisme menuju perspektivisme, hal ini berarti bahwa proses perkembangan seorang anak akan terlebih dahulu berpusat pada dirinya sendiri, anak melihat bahwa lingkungan harus memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan perkembangannya. selanjutnya melalui proses pergaulan dan pengalaman akan membuat anak berubah menjadi perspektivisme, artinya anak semakin tahu bahwa dalam kehidupan ini tidak hanya tentang dirinya, tapi juga terdapat kepentingan orang lain, selanjutnya anak akan memiliki simpati terhadap lingkungan sekitarnya.
  • Perkembangan berlangsung dari outer control ke inner control, yang dimaksud adalah bahwa pada awalnya anak sangat bergantung pada control orang lain untuk pemenuhan kebutuhannya, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Namun seiring dengan bertambahnya pengalaman, dan belajar, anak akan mulai dapat mengotrol, atau mengambil keputusan untuk memecahkan persoalannya yang sedang dihadapi.
Dari keempat tahapan tersebut dapat kita katakana bahwa arah atau pola perkembangan anak selalu mengarah dari sesuatu yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks.

4 Perkembangan Terjadi Pada Tempo yang Berlaianan

Dalam proses perkembangan, selain faktor internal pada seorang anak, factor eksternal yang melingkupi selama proses perkembangan seperti lingkungan dan sosial, budaya juga akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan seorang individu.

Pada prakteknya perkembangan fisik dan mental anak mencapai kematangannya terjadi pada tempo yang berlainan, ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Missal, perkembangan otak seseorang akan mencapai bentuk dan ukuran yang sempurna pada usia sekitar 6-8 tahun.

Sementara tangan, kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimal pada usia remaja. Imajinasi akan berkembang pesat pada usia anak-anak, dan akan mencapai puncaknya pada usia remaja.

5 Setiap Fase Perkembangan Memiliki Ciri Khas

Umumnya perkembangan selalu memiliki ciri khas, misalnya pada usia dua tahuan anak akan berfokus pada dirinya, dan mencoba memahami lingkungannya, serta menguasai gerak-gerik dan belajar mengucapkan sesuatu, hingga mampu mengucapkan dalam satu kalimat. Dan seterusnya pada usia tiga sampai enam tahun, anak akan mencoba menjadi manusia sosial, bergaul dan bersahabat dengan orang lain.

6 Setiap Orang yang “Normal” Akan Mengalami Fase Perkembangan

Setiap orang yang dikaruniai umur yang panjang, serta tidak terjadi gangguan fisik maupun psikis, maka setiap orang akan mengalami perkembangan psikis usia anak-anak, remaja, dan sampai dewasa. Begitu juga perkembangan fisiknya akan mengalami perubahan seiring dengan usianya.

Namun demikian, kedua perkembangan baik fisik maupun psikis akan juga dipengaruhi oleh aktifitas, dan lingkungan yang melingkupi seorang individu, oleh sebab itu, kadang proses perkembangan setiap anak juga mengalami sedikit perbedaan.

C Fase-Fase Perkembangan

Fase perkembangan adalah suatu lapisan tahap-tahap, atau tingkat-tingkat dari proses perubahan seorang anak menuju dewasa. Pentahapan atau fase perkembangan dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu menurut analisis biologis, didaktis, dan psikologis.

1 Perkembangan Berdasarkan Aalisis Biologis

a) Aristoteles menggambarkan perkembangan seorang individu menjadi tiga tahap, beliau mendasarkan petahapan tersebut dari ciri atau kategori biologis yang setiap tahapnya dberi rentang 7 (tujuh) tahun, dimana proses pertama menuju proses kedua didasarkan pada pergantian gigi, sementara proses kedua menuju proses ketiga didasarkan pada mulai berfungsinya organ-organ seksual. Sebagai berikut;
tahap pertama : 0-7 tahun, masa bermain
tahap kedua : 7-14th, masa sekolah rendah
tahap ketiga : 14-21th, remaja menuju dewasa

b) Elizabeth Hurlock menjelaskan bahwa masa perkembangan seorang individu menjadi lima fase, yaitu;
pertama, fase prenatal: masa konsepsi sampai kelahiran sekitar 280 hari
kedua, infacy (orok): mulai lahir sampai 10/14 hari
ketiga, Babyhood (bayi): 2 minggu-2 tahun
keempat, Childood (anak): usia 2 tahun hingga masa pubertas (remaja)
kelima, Adolesence/puberty (11/13-21 tahun). a) Pre Adolence, pada wanita usia 13-13, sedangkan laki-laki lebih lambat. B) Early Adolence, pada usia 16-17th. c) Late Adolence, masa perkembangan berahir pada usia masa kuliah di perguruan tinggi.

2 Fase Perkembangan Berdasarkan Didaktis

Masa perkembangan berdasarkan didaktis atau intruksional didasarkan kepada pertanyaan; pertama, apa yang diberikan kepada anak, dan kedua, bagaimana cara memberikan pengalaman, serta penyajian pelajaran pada masa anak. Kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan. 

Rosseau membagi fase perkembangan ini menjadi empat tahap, yaitu;
Pertama, 0-2th, usia asuhan
Kedua, 2-12th, masa pendidikan jasmani, dan latihan pancaindera
Ketiga, 12-15th, pendidikan akal
Keempat, 15-20th, masa pendidikan watak dan agama.

3 Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis

Tahap perkembangan bersarkan psikologis didasarkan atas kegoncangan psikologis yang dialami seorang individu. Hal ini didasarkan pada adanya proses kegoncangan yang selalu dialimi oleh setiap manusia. Kegoncangan tersebut jika dapat digambarkan, maka itu merupakan proses menuju evolusi dalam ilmu alam, dimana seseorang mengalami dialektika menuju tahap perkembangan yang lebih tinggi.

Adapun tiga periode kegoncangan yang dialami seorang individu adalah; 1) dari lahir hingga tahun ketiga/keempat terjadi kegoncangan pertama, yaitu masa anak-anak. 2) masa kegoncangan pertama-kedua disebut sebagai masa keserasian bersekolah, dan 3) masa kegoncangan kedua sampai terahir disebut sebagai tahap kematangan.

Jika diurutkan kriteria perkembangan seorang individu menurut masa sekolahnya, maka dapat gambarkan berikut;

Tahap masa perkembangan | Usia
Usia pra sekolah | 0-6
Usia sekolah dasar | 6-12
Usia sekolah menenga | 12-18
Usia masa mahasiswa | 18-25

Demikianlah artikel tentang konsep dasar masa perkembangan anak, untuk lebih lanjut mari kita diskusikan di kolom komentar.

Sumber utama: Yusuf, Syamsu LN. (2012), Psikologi perkembangan anak dan remaja, Bandung: Remaja Rosdakarya.

No comments for "Konsep Dasar Perkembangan Anak"