Aliran-Aliran Filsafat pendidikan: Esensialisme, Perenialisme, progresivisme, Rekonstruksionisme, Eksistensialis

Selalu menarik membahas filsafat dalam pendidikan, karena filsafat merupakan suatu arah, dan pandangan, serta tujuan dalam proses pendidikan, sehingga filsafat memiliki hubungan yang sangat erat dengan terselenggaranya proses pendidikan, karena dalam prinsipnya pendidikan sendiri adalah suatu turunan “breakdown” atau merupakan detail rincian dari pandangan-pandangan filsafat.

Dalam dunia pendidikan, kita mengenal aliran-aliran filsafat, diantaranya yang paling terkenal adalah aliran Esensialisme, Perenialisme, Progresivisme, Rekonstruksionisme, dan Eksistensialisme.

1 Filsafat Esensialisme

Aliran filsafat esensialisme percaya bahwa kebenaran adalah sesuatu yang telah terbukti, dalam pandangan pendidikan aliran esensialisme menekankan pada cara dan metode yang telah terbukti dalam sejarah. Aliran ini menjadi sangat konservatif karena menjaga nilai-nilai yang telah terbukti mampu mendidik manusia.
Baca Juga: Definisi Filsafat Pendidikan
Dalam aliran ini, pendidikan lebih pada pada penggunaan kebenaran yang esensial yang muncul dalam kebudayaan klasik Romawi yang menggunakan Bahasa latin dan ditulis dalam buku-buku klasik yang disebut sebagai “Great Book”. Salah satu tokoh dari pemikiran ini adalah Brameld. Aliran filsafat esensialisme menekankan pendidikan pada pembentukan intelektual dan logika dengan mempelajari kebudayaan romawi-yunani, yang ditulis dalam Bahasa latin yang terkenal sulit, sehingga dianggap akan mampu mengembangkan logika para peserta didik.

aliran filsafat pendidikan
Aliran Filsafat Pendidikan
Di Indonesia, pandangan filsafat ini dapat kita lihat pada institusi pendidikan “tradisional” yang memandang kebenaran esensial terletak pada cerita pewayangan, maupun yang terdapat pada sejarah masa wali, maupun pada masa kerajaan-kerajaan, serta sejarah yang ada dalam tradisi lisan.

2 Filsafat Perenialisme

Filsafat parenialis muncul pada zaman pertengahan, yaitu masa keemasan bagi agama katolik-kristen, dimana institusi keagamaanya “gereja” memiliki otoritas untuk menentukan berbagai kebijakan dalam kehidupan.

Filsafat pendidikan aliran parenialis memandang bahwa kebenaran berasal dari wahyu tuhan, sehingga dalam proses pembelajaran para penganut filsafat ini lebih banyak mengambil dari nilai-nilai yang terdapat dalam buku teks “agama”, atau mungkin suatu otoritas keagamaan yang ada. Tokoh yang terkenal dengan aliran ini adalah Agustinus dan Thomas Aquino.

Filsafat perenialis memiliki kesamaan dengan aliran filsafat idealism, dimana mereka sama-sama memandang kebenaran yang haqiqi berada di lantai ide, sehingga hanya mampu diselami dengan akal. Dalam proses pembelajaran aliran filsafat ini lebih banyak bercorak tradisional.

Aliran filsafat ini tersebar kebanyak penjuru dunia, termasuk juga dapat kita lihat dalam corak pendidikan di Indonesia, yang banyak memiliki institusi pendidikan yang bernuansa Agamis seperti yang dimiliki oleh lembaga seperti Nahdlatul Ulama, Muhamadiyah, persis, dan lain-lain, disamping intitusi pendidikan bercorak Kristen-katolik, serta agama yang lain.

3 Filsafat Progresivisme

Sebagaimana kita tahu bahwa Amerika adalah “negara para imigran”, dimana banyak orang yang berdatangan kebenua tersebut untuk mencari kehidupan baru. Hal ini kemudian memunculkan nilai-nilai yang tidak stagnan, dimana nilai lama akan berubah digantikan oleh nilai baru.
Baca Juga: 10 Skill Yang Harus Dimiliki Dimasa Depan
Dalam masyarakat seperti itulah filsafat progresivisme lahir, dimana aliran ini memandang bahwa tidak ada tujuan yang pasti di dunia ini, sehingga sifat dari filsafat ini adalah memiliki jiwa perubahan, relative, kebebasan, ilmiah, penuh dinamika, dan pragmatis. Tokoh yang paling terkenal dari aliran filsafat progresivis adalah Jhon Dewey.

Karena tujuan yang serba tidak pasti, maka cara/metode maupun alat untuk mencapai tujuan juga akan selalu berubah, dan sebagai konsekuensinya dalam dunia pendidikan adalah dengan mendidik para peserta didik agar mampu bersosialisasi, demokratis, menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah. Dalam metode belajar ini pembelajaran lebih ditekankan untuk keaktifan peserta didik (student center).

Adapun kurikulum dari pandangan filsafat ini adalah kehidupan itu sendiri, artinya pendidikan tidak melepaskan diri dari kehidupan di dunia nyata, dan sekolah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, oleh karena itu pendidikan harus mampu mengupayakan kehidupan sosial yang lebih baik.

4 Aliran Filsafat Rekonstruksionisme

Aliran filsafat rekonstruksionisme berpendapat bahwa keadaan manusia saat ini butuh diperbaiki, sehingga mereka hendak merekonstruksi ulang kehidupan manusia secara total. Aliran ini bertujuan untuk merubah tata susunan masyarakat yang lama dan merubahnya menjadi tata masyarakat yang baru sama sekali melalui proses dan sistem pendidikan.

5 Filsafat Eksistensialis

Filsafat eksistensialisme berpandangan bahwa kenyataan, atau kebenaran berada pada keberadaan manusia/individu itu sendiri, mereka berhak dan bebas memilih etika dan nilai yang mereka ingin lakukan serta berkomitmen dalam hidupnya.

Dalam pandangan pendidikan, filsafat eksistensialisme bertujuan mengembangkan kesadaran, memberi kesempata untuk bebas memilih etika serta nilai, serta mengembangkan komitmen diri. Peserta didik dipandang perlu mendapatkan materi pembelajaran sesuai dengan perbedaan-perbedaan individu mereka.

Demikianlah artikel tentang aliran-aliran filsafat pendidikan, Esensialisme, Perenialisme, Progresivisme, Rekonstruksionisme, dan Eksistensialisme.
Baca Juga: Guru Harus Berubah Dari Pusat Pembelajaran Menjadi Manager Pembelajaran
Sebagai sebuah catatan, aliran filsafat perenialisme memiliki kesamaan konsep dengan filsafat idealisme, oleh sebab itu tidak jarang para ahli mengategorikannya menjadi satu, sebagaimana itu juga plato dianggap masuk dalam aliran perenialisme. Walaupun filsafat idealismenya telah lahir terlebih dahulu.

Bagaimana menurut sodara?

Sumber:
Pidarta, Made, Landasan-landasan pendidikan: stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007.

No comments for "Aliran-Aliran Filsafat pendidikan: Esensialisme, Perenialisme, progresivisme, Rekonstruksionisme, Eksistensialis"