Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Interaksi Antarruang
Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Interaksi Antarruang_ Konversi merupakan perubahan satuan menjadi satuan yang lain,
atau merubah satu fungsi menjadi fungsi yang lain. Konversi lahan adalah
merubah fungsi lahan menjadi fungsi yang lain. Misalnya lahan yang semula
digunakan sebagai areal persawahan dirubah menjadi areal perumahan, areal
perhutanan dirubah menjadi areal pertanian, areal pertanian menjadi areal industry,
dan lain-lain adalah contoh konversi lahan yang terjadi di darat. Selain konversi
lahan darat, konversi juga bisa terjadi di wilayah perairan atau laut, konversi
yang terjadi di laut biasanya merubah fungsi laut menjadi daratan.
Pernahkah kita mendengar reklamasi yang terjadi di laut utara Jakarta, atau reklamasi yang terjadi di daerah seperti lamongan, dan reklamasi di daerah-daerah lain di indonesia. Di lamongan misalnya, reklamasi dilakukan untuk kebutuhan pelabuhan, tempat tinggal, dan tempat wisata, dan tempat ekonomi lainnya. Fenomena konversi lahan bukanlah fenomena yang terjadi di kawasan perairan Indonesia saja, di dunia reklamasi juga banyak terjadi, termasuk juga di kawasan ASEAN.
Kasus konversi lahan perairan, atau reklamasi menuai pro kontran.
Biasanya pihak yang mendapat keuntungan dari dilaksanakannya proyek reklamasi
akan mendukung, sementara di lain pihak adalah masyarakat yang masyoritas
adalah mereka yang sadar akan ekosistem lingkungan, baik lingkungan biologis,
maupun lingkungan budaya-sosial. Penolakan kasus reklamasi terjadi di banyak
wilayah di Indonesia, diantaranya adalah di Jakarta,[1] Bali,[2]
dan sebagian juga terjadi di Lamongan[3].
Lahan Pertanian Semakin Tergerus Bangunan |
Di darat konversi lahan biasanya terjadi di wilayah pinggiran
yang dekat dengan fasilitas umum, jalan besar, pasar, atau pusat ekonomi
lainnya. konversi lahan biasanya terjadi di wilayah persawahan, sawah dirubah
menjadi areal industry, atau perumahan. Alih lahan pertanian biasanya bersifat
menular, jika salah satu petak di konversi menjadi lahan perumahan misalnya, petak
berikutnya akan menyusul. Alih fungsi lahan pertanian tersebut dapat
berpengaruh pada ekosistem dan kelangsungan hidup masyarakat di daerah
tersebut.
Factor-Faktor Yang Menyebabkan Alih Fungsi Lahan Pertanian
Seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks, dan
pertumbuhan ekonomi yang baik membuat manusia membutuhkan lahan lebih luas,
sementara lahan perkotaan harganya mahal jika dibandingkan dengan lahan
pertanian, oleh sebab itu lahan pertanian menjadi semakin tergerus. Selain hal-hal
tersebut, perubahan lahan juga disebabkan oleh beberapa hal, diataranya adalah
sebagai berikut;
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang semakin besar mendorong pemenuhan
akan kebutuhan tempat tinggal
(pemukiman), mentara tanah yang lebih murah berada di areal pertanian, oleh
sebab itu para developer perumahan lebih memlih areal pertanian sebagai tempat yang
strategis.
Tidak Seimbangnya Biaya Produksi Pertanian Dan Harga Jual Produk
Proses pertanian terbilang harus menggunakan biaya yang
mahal, mulai dari biaya pupuk yang mahal, biaya mengolah tanah, biaya tanam,
biaya perawatan, dan biaya panen. Sementara itu pada saat usai panen ternyata
harga produk pertanian anjlok, hal ini mengakibatkan meruginya para petani. Belum
lagi jika terkena hama, gulma dan kekeringan, jika hal itu terjadi hasil
pertanian tidak bisa maksimal.
Menurunya Minat Generasi Muda Untuk Bertani
Menurunnya minat generasi muda pada sector pertanian
diakibatkan oleh tidak menariknya dunia pertanian, pertanian tidak lagi
dianggap sector yang seksi yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Oleh sebab
itu, generasi muda lebih memilih sector lain yang lebih menjanjikan disbanding harus
menjadi seorang petani.
Jika kita perhatikan lagi saat anak ditanya seputar cita-cita
kelak saat dewasa, sedikit sekali, atau bahkan tidak ada anak yang bercita-cita
menjadi seorang petani, bahkan anak petanipun tidak ada yang bercita-cita
menjadi petani. Hal ini membuat petani kekurangan petani muda.
Selain itu, rata-rata luas areal garapan petani yang tidak
cukup luas membuat keluarga petani sulit untuk menjadi keluarga sejahtera, dan
selanjutnya membuat anak-anak mereka tidak tertarik lagi pada sector pertanian.
Lemahnya Regulasi Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Lemahnya regulasi dan penegakan hokum yang mengatur alih
fungi lahan membuat para developer semakin mudah untuk membangun ruko-ruko,
perumahan dan pusat ekonomi lainnya di wilayah pertanian. wilayah yang
seharusnya menjadi sawah karena system pengairannya yang sangat mudah, dengan
tanah yang subur justru ditanami paku bumi, dan beton-beton lainnya.
Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri
Perusahaan-perusahan baru lebih banyak didirikan dikawasan
pinggiran, karena dikawasan itu biasanya masih tersedia lahan untuk mereka
gunakan. Banyak alasan mengapa para pengusaha memilih mendirikan perusahaannya
dikawasan pinggiran selain ketersediaan lahan antara lain adalah harga lahan
yang relative lebih murah jika disbanding lahan di perkotaan, industry dibangun
lebih dekat dengan sumber bahan baku agar akomodasi produksi lebih murah, dan
upah buruh yang lebih murah.
Penggunaan lahan pertanian sebagai lahan industry berakibat
pada pertama, berkurangnya lahan
pertanian yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap produksi bahan pangan. Kedua, konversi lahan biasanya akan
diikuti dengan konversi lahan pertanian yang lain di sekitarnya, hal ini
berpotensi untuk mengancam ketersediaan pangan. Ketiga, potensi pencemaran lingkungan akan terjadi seperti limba
maupun polusi baik udara, air maupun tanah. Keempat, konversi lahan pertanian berakibat pada terusirnya para
petani dari lahan pekerjaannya, dan lain-lain
Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Permukiman
Sama halnya denga alih lahan pertanian menjadi industry,
konversi lahan pertanian menjadi areal permukiman juga berpengaruh pada
berbagai hal seperti berkurangnya lahan pertanian yang dapat berdampak besar
seperti bertambahnya pengangguran desa, berkurangnya lahan resapan air,
berkurangnya lahan terbuka hijau, yang dapat berdampak pada kualitas udara.
Walaupun boleh dibilang alih fungsi lahan pertanian menjadi industry,
dan permukiman dapat meningkatkan lapangan kerja diwilayah tersebut, dan
mendorong kemajuan diberbagai sector, namun kita juga harus mewaspadai
dampak-dampak yang diakibatkan oleh perubahan lahan pertanian tersebut, seperti
persoalan ekosistem dan kelangsungan hidup warga sekitar, dan warga negara pada
umumnya.
Oleh sebab itu, perubahan lahan pertanian menjadi lahan industry dan pemukiman harus disertai dengan berbagai analisis lingkungan, social dan budaya, agar meminimalisir kerusakan yang akan ditimbulkan.
[1]
https://www.merdeka.com/jakarta/koalisi-selamatkan-teluk-jakarta-minta-anies-konsisten-tolak-reklamasi.html
[2]
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180828082316-20-325397/reklamasi-teluk-benoa-disetop-berkat-penolakan-warga-bali
[3]
http://www.beritametro.news/lamongan/reklamasi-rusak-mangrove-warga-paciran-lapor-ke-dpr-ri
No comments for "Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Interaksi Antarruang"
Post a Comment
Berikan Komentarmu di Sini, Untuk Beropini, Bertukar Ide dan atau Sekedar Sharing..