Susunan Jagat Raya Dan Tata Surya

Artikel ini akan membahas seputar apa yang disebut dengan jagat raya, dan apa yang dimaksud dengan tata surya. Secara sederhana, jagad raya merupakan sebuah ruang yang sangat besar, relatif tidak terbatas, yang susunannya berisi jutaan benda angkasa. Sedangkan tata surya adalah sekumpulan benda langit yang memiliki satu pusat yang disebut dengan matahari, dan disekelilingnya terdapat beberapa planet, satelit, dan beberapa benda langit lainnya yang terikat dengan gaya gravitasi dari pusat tata surya.

Teori Jagat Raya Dan Tata Surya
Ilustrasi galaksi| Sumber pixabay.com


Apakah keduanya terdengar seperti dua hal yang sama? Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti pembahasan dari susunan jagad raya dan tata surya berikut ini;

Teori Jagat Raya Dan Tata Surya

A. Pengertian Jagat raya

Jagat raya adalah merupakan ruang angkasa yang sangat besar dan luas, jagat raya juga biasa dikenal dengan “Universe”. Dalam jagat raya ini terdapat berbagai benda angkasa yang bertebaran, hal ini mengapa pada saat malam hari kita dapat melihat ribuan benda langit dengan mata telanjang, dan apabila kita menggunakan teropong bintang, maka akan lebih banyak benda langit yang dapat kita saksikan.

Ruang angkasa yang luar biasa besar tersebut dihuni oleh berbagai mahluk hidup, dan berisi berbagai benda langit baik yang berupa bintang, planet, satelit, komet, asteroid, meteor, debu-debu udara, dan sebagainya. Diantara benda-benda langit tersebut, manusia tinggal di planet bumi.

Untuk memahami bagaimana proses jagad raya terbentuk, mari kita ikuti pembahasan tentang teori-teori yang menjelaskan tentang jagad raya, sebagai berikut;

  • a) Teori Jagad raya berkembang (Expanding universe), teori ini mengungkapkan bahwa jagad raya senantiasa terus mengembang dan berekspansi, hal ini telah dibuktikan dengan penelitian hubble (1929). Melalui pengamatan teleskop hubble pengembangan alam semesta ini senantiasa mengalami percepatan. Proses pengembangan jagad raya ini menurut Prof. Schmidt seorang guru besar astronomi mengatakan bahwa terdapat komponen yang mengisi ruang alam semesta yang memiliki energy negatif yang berlawanan dengan gravitasi, komponen tersebut adalah energy gelap (Dark Energi) dan materi gelap (Dark Matter).
  • b) Teori Big bang atau Ledakan besar/dentuman besar merupakan sebuah teori tentang bagaimana alam semesta terbentuk, dalam teori ini alam semesta berawal dari keadaan yang sangat padat dan panas kemudian terus mengembang hingga saat ini.

B. Pengertian Galaksi

Apakah yang disebut dengan galaksi? Galaksi merupakan sekumpulan, sekelompok, suatu sistem bintang yang terdiri dari berbagai bintang-bintang, atau yang disebut dengan galaksi.

Pelanet Bumi terletak pada galaksi Bima Sakti, atau juga disebut susunan jalan susu (milky way system), yang pada malam hari terlihat seperti sabuk warna susu. Galaksi yang kita huni tersebut berpusat pada satu titik, Matahari.

a). Ciri-ciri Galaksi

Galaksi memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dengan kabut kosmis, diantaranya adalah sebagai berikut;

  • Galaksi terletak diluar jalur bintang kali serayu (bima sakti), yang jauhnya mencapai jutaan tahun cahaya dari matahari kita.
  • Galaksi memiliki cahaya sendiri
  • Galaksi memiliki bentuk tertentu, bercahaya dipusatnya, yang membuatnya mudah dikenali.

b). Bentuk Galaksi

Berdasarkan bentuknya, terdapat tiga macam galaksi, sebagai berikut;

  1. Galaksi Bentuk Elips
  2. Galaksi berbentuk Spiral
  3. bentuk galaksi tak beraturan 

c). Bentuk Galaksi Bima Sakti

Adapun bentuk galaksi Bima Sakti adalah sebagai berikut;

  • Berbentuk cakram
  • Garis tengahnya lebih kurang mencapai serratus ribu tahun cahaya dari pusatnya
  • Memiliki struktur spiral serta berotasi pada intinya.

C. Tata surya

Diantara benda-benda langit yang telah disebutkan di atas, terdapat satu kelompok benda langit yang biasa disebut dengan “tata surya”. Dalam satu tata surya terdapat satu bintang yang menjadi pusat dari benda-benda langit yang mengitarinya, sebagaimana dalam tata surya bima sakti, terdapat satu matahari yang menjadi pusat dari berbagai planet, termasuk diantaranya adalah bumi dimana manusia tinggal , serta satelit, dan berbagai benda langit lainnya.

D. Proses terjadinya tata surya

Satu kelompok tata surya terdapat berbagai benda langit, baik satelit, maupun planet-planet. Dalam tata surya bima sakti misalnya, setidaknya terdapat 9 planet yang berputar mengelilingi pusat tata surya yaitu matahari, adapun planet tersebut mulai dari yang terdekat hingga terjauh dari mata hari adalah planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.

Dalam proses terjadinya tata surya, terdapat banyak teori yang menjelaskan bagaimana proses terjadinya tata surya, dan sampai saat ini teori yang masih diterima tentang proses terjadinya tata surya adalah sebagai berikut;

1) Teori Kabut/Nebula

Teoritikus yang mengemukakan tentang proses terdjadinya tatasurya dengan teori kabut adalah seorang jerman yang bernama Kant (1755) dan Laplace (1796) yang merupakan seorang perancis. Teori-teori tersebut kemudian disempurnakan oleh CF Van Weizavher (1944) dan G.P. Kuiper yang selanjutnya disebut dengan teori kondensasi.

Adapun secara garis besar teori tersebut adalah;

Bahwa “tata surya pada permulaannya adalah merupakan kabut/nebula yang terus berputar dan memadat, yang bagian intinya berubah menjadi Matahari sedangkan planet-planet, serta satelit-satelit  yang yang beredar mengelilingi matahari berasal dari percikan kabut yang terpisah dari intinya. 

2) Hipotesa Planetesimal

Teori planetesimal dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton (1905) yang berbunyi bahwa “pada mulanya susunan Matahari merupakan sebuah kabut pilin yang didalamnya terdapat benda-benda halus yang disebut planetesimal. Yang lebih besar menarik partikel yang lebih kecil, sehingga membentuk bola besar yang kemudian menjadi matahari. Sementara planetesimal berubah menjadi planet-planet”.

3) Teori Pasang surut

Teori yang menjelaskan tentang bagaimana tata surya terbentuk adalah teori pasang surut yang dikemukakan oleh Yames Yeans (1917), bahwa Bumi dibentuk pada waktu sebuah bintang melintas mendekati matahari, kemudian mata hari menarik gumpalan gas dari bintang tersebut, gumpalan gas tersebut akhirnya pecah dan memadat menjadi planet-planet”. 

4) Teori peledakan bintang

Teori peledakan bumi dikemukaan oleh Fred Hoyle (1956) yang menyebutkan bahwa terjadinya tata surnya diawali dengan matahari yang memiliki kawan sebuah bintang yang berevolusi satu sama lain yang memadat dan terjerak masuk dalam orbit mata hari yang lain lalu terjadi ledakan dan bebas di ruang angkasa. Teori ini didukung dengan ditemukannya beberapa bintang kembar.

5) Teori Kuiper

Teori Kuiper dikemukakan oleh Gerard P. Kuiper yang menjelaskan bahwa alam smesta terdiri dari formasi bintang-bintang. 

Menurutnya pusat yang memdat dalam satu awan antarbintang dari gas hydrogen, yang mana pusat yang lebih besar dari pusat lainyya memadat dan menjadi bintang tunggal, matahari.

Peristiwa ini kemudian diikuti oleh kabut yang menyelimuti pusat yang lebih kecil terpecah-pecah akibat adanya gaya tari dari masa yang lebih besar. Pecahan awan yang lebih kecil disebut dengan proto planet, dimana setelah priode tertentu berubah menjadi planet-planet yang kita ketahui hingga saat ini.

Demikianlah artikel yang membahas tentang susunan jagad raya dan tata surya, selain beberapa teori yang dijelaskan di atas masih banyak teori yang lain, oleh sebab itu tidak ada teori yang menjadi otoritas untuk menjelaskan bagaimana proses jagad raya dan tata surya terbentuk. Untuk memahami bagaimana jagad raya dan tata surya diperlukan pemahaman yang lebih komprehensip, oleh karenanya belajar lebih banyak menjadi kunci yang penting untuk memahaminya.

Sumber:

  1. Soegimo, Dibyo dan Ruswanto. Geografi untuk sma/ma, pusat perbukuan departemen pendidikan nasional. (2009)
  2. https://ui.ac.id/mengapa-alam-semesta-mengembang/
  3. https://id.m.wikipedia.org/
  4. https://planetarium.jakarta.go.id/index.php/artikel-astronomi/56-pembentukan-tata-surya

No comments for "Susunan Jagat Raya Dan Tata Surya"