APA YANG SEBENARNYA MENYATUKAN KEMBALI GERAKAN RAKYAT?
APA YANG
BISA MENYATUKAN KITA?[1] Indonesia merupakan Negara besar yang terdiri dari wilayah daratan
(pulau), dan lautan. Dengan landscape yang
demikian, Negara ini melahirkan kekayaan ras, agama, suku, etnis, dan berbagai
perbedaan lain, termasuk juga perbedaan perkerjaan. Indonesia memiliki
kerawanan karena berbagai perbedaan yang timbul, tentu pada suatu saat akan
terjadi masalah-masalah jika tidak ditanggapi secara dewasa. Dahulu Indonesia dijajah sekian lama oleh penjajah belanda maupun jepang,
terbukti Indonesia bisa lepas dari cengkeraman kolonialisme, hal ini
dikarenakan setiap elemen masyarakat Indonesia saling bahu membahu untuk
menuntut kemerdekaan, ada semangat yang menyatukan kita, sebagai bangsa. Pada masa orde baru, Indonesia juga sanggup menumbangkan
rezim yang otoriter, yakni pada zaman presiden soeharto. apa yang menyatukan kita? ya, persamaan nasib, lelah, bosan terhadap rezim yang "terkesan totaliter".
Jika kita lihat lagi, suksesnya bangsa Indonesia dalam melawan penindasan
adalah dikarenakan masyarakat Indonesia saling membantu, bekerja sama, bahu
membahu, dan turut serta ambil bagian dalam proses perlawanan. Dan sebagaimna kita
tahu bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah hasil belas kasihan dari para
penjajah, namun berasal dari perjuangan rakyat, dan segenap bangsa Indonesia. Bagaimana
Indonesia saat ini?
Memang benar yang pernah diwanti-wanti oleh presiden pertama, soekarno.
Bahwa perjuangan dimasa lalu adalah perjuangan yang lebih mudah karena mengusir
penjajah, sementara perjuangan sekarang kita melawan bangsa sendiri. Perjuangan
ini justru lebih sulit, karna kita tidak lagi bisa melihat dengan jelas siapa
lawan, dan siapa kawan, karena mereka semua adalah saudara sebangsa. Kadang
yang terlihat seharusnya menjadi penyelamat, justru bertindak lebih dari
seorang penjajah. Lalu siapa sebenarnya lawan kita saat ini?
DISKUSI
Dalam diskusi yang diselenggarakan pada hari jum’at malam (27/04/18) bertajuk
“Apa yang Sebenarnya Menyatukan Kembali
Gerakan Rakyat?” yang dihadiri oleh berbagai aliansi gerakan massa, dan
para aktifis kampus di kedai warung kopi kalimetro. Mas eko dari “AJI Malang”
mengungkapkan bahwa ada perubahan konfigurasi para konglomerat “sekarang konglomerat masuk dalam industri
media”, hal ini dapat juga kita lihat berbagai perusahaan media adalah
merupakan milik dari para konglomerat, yang bahkan mereka juga ikut dalam
konstelasi politik nasional. Beberapa dari media tersebut juga memiliki peran
besar dalam mengarahkan opini publik yang tidak jarang justru merugikan rakyat
kecil (red).
Diskusi dilanjutkan oleh panelis yang kedua, Mas Putut (AGRA Malang),
beliau membuka diskusi dengan
menyinggung bagaimana keberpihakan pemerintah terhadap para petani kecil,
“Pemerintah banyak mengambil kebijakan yang memperburuk kondisi masa tani”, hal
ini tentu saja bukan isapan jempol belaka, bagaimana impor beras,[2]
impor garam,[3]
merupakan salah satu bukti nyata adanya indikasi ketidak berpihakan pemerintah
terhadap rakyat kecil. Bahkan yang lebih menggelitik hati kecil adalah 1 %
orang Indonesia menguasai 45% kekayaan nasional,[4]
ini merupakan bentuk ketidak adilan masyarakat, dimana kesenjangan antara si
miskin dan si kaya akan semakin jauh.
Selain persoalan rakyat dengan
pemerintah, mas putut juga menambahkan bahwa “Persoalan buruh kurang mendapat perhatian dari serikat buruh”, ini
juga menjadi perhatian dalam diskusi tersebut, bagaimana ketika ada buruh yang
dirugikan oleh perusahaan tidak mendapatkan bantuan dari serikat buruh dimana
orang tersebut menjadi anggota serikat. Dua persoalan di atas merupakan contoh
dari bagaimana rakyat kecil tertindas dengan berbagai hal, hal ini kemudian di
tutup dengan statemen bahwa
penyelesaian persoalan rakyat kecil ini harus dilakukan dengan bersama-sama “Persoalan masa tani tidak bisa diselesaikan
sendiri, penyelesaianya bisa dilakukan bersama”.
Pemantik terahir disampaikan oleh Mas danil (Kristen Hijau), prolog dibuka
dengan menyebutkan siapa saja yang merupakan kelompok masyarakat rentan
terhadap penindasan, “petani, buruh,
nelayan, masyarakat adat, mahasiswa, warga terdampak perubahan lingkungan,
kelas menengah, rentan dalam masyarakat kapitalistik”, dalam diskusi ini
beliau menegaskan bahwa sebenarnya masyarakat kelas menengah juga masih
merupakan kelas yang rentan, atau disamakan dengan kelas buruh, walaupun mereka
lebih baik tingkat ekonominya dibandingkan dengan buruh biasa. Hal ini dikarenakan
orang-orang kelas menengahtersebut menurut mas danil “masih menerima upah”.
Dalam diskusi terahir ini menjelaskan, bahwa kapitalisme bekerja dengan
skema mengerucut ke atas, seperti piramida. Dimana kelas paling atas adalah
kelas dengan jumlah paling sedikit, sementara kelas paling banyak adalah kelas
yang paling bawah, yang menyangga, atau dipaksa dijadikan tumpuhan tegakknya
piramida tersebut. Sementara batas yang memisahkan kelas atas dan kelas bawah
adalah para militer yang memastikan kelas bawah tidak bisa naik ke atas.
Dalam masyarakat kapitalis seperti sekarang ini, kedudukan para agamawan
dalam struktur masyarakat feodal digantikan oleh para ilmuan dan cendikiawan “Cendikiawan, ilmuan, profesor bekerja
seperti agamaawan dalam masyarakat feudal”, dimana bebrapa oknum tersebut dengan sengaja mereproduksi wacana untuk
memastikan posisi kelas elit tetap aman.
APA YANG SEBENARNYA MENYATUKAN KEMBALI GERAKAN RAKYAT?
Perang antar kelas tidak hanya sebagai mitos, hal ini betul-betul
terjadi. (Waren Buffet, 2011, “perang kelas itu ada, dan terjadi, dan kelas
saya yang menang”). Dengan mengutip ini, mas danil berusaha menggambarkan
bagaimana peperangan antar kelas itu benar-benar ada, dan kelas elit telah
menyadarinya, dengan berkualisi, elit telah dengan serius mengamankan posisi
mereka sebagai elit. Dan mirisnya kelas yang tertindas, rakyat kecil belum
sadar betul dengan realitas ini.
Jangan mengharapkan “lawan” berbuat baik, fenomena dimana ada
partai-partai yang mengatas namakan partainya orang-orang tertindas, partainya
buruh, partainya rakyat kecil, nyatanya yang menjadi penggeraknya adalah
orang-orang dengan capital besar. Kita patut berfikir kembali, apa benar
partai-partai tersebut akan berpihak kepada rakyat kecil? Apakah bisa mereka
berbuat banyak untuk masyarakat tertindas?,
Apa yang bisa kita lakukan dengan keadaan seperti ini?
Masyarakat kecil harus sadar, bagaimana kapitalisme benar-benar hadir dan
mengancam kehidupan masyarakat. Setelah itu, kita harus menghimpun kekuatan,
dan satu-satunya kekuatan yang kita miliki adalah jumlah. Kelas kita adalah
merupakan kelas terbesar, kelas yang paling banyak anggotanya, maka dengan
kesadaran yang baik, gerakan masyarakat kecil pasti akan mampu merobohkan
bangunan piramida masyarakat kapitalistik. Oleh karena itu, rakyat kecil harus
mengkonsolidasikan diri kedalam organisasi yang solid dan besar, karena tanpa
itu semua orang miskin, petani, buruh,
nelayan, masyarakat adat, mahasiswa, warga terdampak perubahan lingkungan, akan
tettap menjadi masyarakat yang rentan penindasan, “Tanpa
organisasi yang solid dan besar kita akan selamanya rentan (mas danil)”.
[1]
Tulisan ini bukan merupakan press rilis atau sejenisnya, ini hanya tulisan
saya pribadi yang saya olah dengan beberapa opini, dengan mengutip beberapa
kata yang disampaikan dalam sebuah diskusi
[2] https://www.voaindonesia.com/a/pengamat-impor-beras-jelang-panen-raya-rugikan-petani-/4209067.html
[3] https://tirto.id/impor-garam-berpotensi-makin-merugikan-petani-ctDt
[4] https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3787540/arif-budimanta-1-orang-terkaya-ri-kuasai-45-kekayaan-nasional
No comments for "APA YANG SEBENARNYA MENYATUKAN KEMBALI GERAKAN RAKYAT?"
Post a Comment
Berikan Komentarmu di Sini, Untuk Beropini, Bertukar Ide dan atau Sekedar Sharing..