Bagaimana Cara Menangani Konflik Dalam Masyarakat
Apa Hakikat Konflik. Konflik dapat dimengerti sebagai suatu kondisi dimana
terjadi pertentangan, ketegangan, dan perlawanan, yang dapat terjadi baik antar
individu maupun kelompok, atau antara keduanya. Vander Zanden menyebutkan bahwa
konflik sebagai suatu pertentangan mengenai tuntutan hak atas kekuasaan, kekayaan,
status atau wilayah, yang dimaksudkan untuk menetralkan, merugikan ataupun
menyisihkan lawan mereka. Oleh sebab
itu, jika konflik tidak dikelola dengan baik maka akan terjadi kerusakan yang
akan merugikan bagi kedua belah pihak, dan pihak lain yang secara tidak sengaja
berada dalam irisan konflik tersebut. Artikel ini berisi tentang Bagaimana
Cara Menangani Konflik Dalam Masyarakat
Menurut Karl Marx “sejarah manusia adalah sejarah
pertentangan kelas”, dalam pengertian ini maka dapat kita ketahui bahwa hakikat
dari konflik adalah sesuatu yang hapir tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
manusia, karena jika sudah tidak ada konflik maka sejarah manusia akan berahir.[1]
Penyebab Konflik
Perbedaan Individu, yang Meliputi Perbedaan Pendirian dan Perasaan
Setiap individu adalah individu yang unik, dengan keunikan
tersebut maka setiap individu dipastikan memiliki pendirian, dan perasaan yang
berbeda-beda, dan jika perbedaan-perbedaan tersebut tidak dapat dikompromikan
dengan individu lain dalam suatu masyarakat maka akan berpotensi menimbulkan
ketegangan, atau konflik.
Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Tidak dipungkiri bahwa seorang individu akan dibentuk oleh
masyarakat dimana individu tersebut berada, oleh sebab itu perbedaan latar
belakang budaya akan membuat individu tersebut memiliki corak pemikiran,
perasaan, dan kepentingan yang mungkin berbeda dengan individu lain, dan jika
hal ini tidak menemukan jalan temu maka hal tersebut akan memicu adanya
konflik.
Perbedaan Kepentingan Antara Individu Atau Kelompok
Latar belakang dari individu atau kelompok melahirkan
kepentingan yang berbeda-beda, sebagai contoh seorang pengusaha akan
berkepentingan untuk mendapatkan buruh murah, agar keuntungan yang akan
didapatkan menjadi berlipat ganda, jika dibandingkan apabila pengusaha
menggunakan buruh yang berupah mahal.
Dilain pihak, kelompok buruh akan memiliki kepentingan untuk
mendapatkan gaji yang sepadan dengan waktu yang dikorbankannya, dan tentu saja
buruh berkepentingan untuk mendapatkan gaji yang dapat mensejahterakan keluarga
mereka, oleh sebab itu baik buruh maupun pengusaha akan memperjuangkan
kepentingannya, dan jika tidak mendapatkan titik temu maka akan menyulut
terjadinya konflik.
Perubahan-Perubahan Nilai Yang Cepat
“Tidak ada yang abadi di dunia ini, setiap sesuatu akan
mengalami perubahan, dan satu-satunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri”
kutipan tersebut rasanya sudah sangat familiar bagi kita, kutipan tersebut
mensuratkan bahwa setiap sesuatu akan berubah. Namun demikian jika perubahan
tersebut terlalu cepat, atau mendadak maka akan terjadi konflik dalam suatu
masyarakat, karena nilai-nilai lama masih dipertahankan oleh dalam masyarakat.
Baca Juga: Konflik dalam Kehidupan Sosial
Sebagai contoh, dalam masyarakat tradisional yang umumnya
petani biasanya memiliki nilai-nilai seperti kekeluargaan, kegotongroyongan,
kebersamaan, dan lain-lain. Jika dalam masyarakat tersebut terjadi perubahan
yang terlalu cepat menjadi masyarakat industry misalnya, maka akan terjadi
konflik dalam masyarakat. Hal ini disebabkan oleh nilai-nilai yang dimiliki
masyarakat industry bertolak belakang dengan nilai yang dianut dalam masyarakat
tradisional, seperti individual, structural, dan waktu menjadi semakin ketat
untuk bekerja.
Hal-hal tersebut dapat menimbulkan konflik, selain karena
prosesnya terlalu cepat, juga dikhawatirkan tatanan masyarakat yang baru dapat
mengancam kelestarian nilai lama, maka akan terjadi upaya penolakan.
Bagaimana Cara Mengatasi (Menyelesaikan) Konflik Sosial
Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu konflik, cara-cara
tersebut dapat digunakan sesuai dengan realitas keadaan, yang dibutuhkan dalam
masyarakat yang berkonflik, sebagai berikut;
Kemenangan suatu pihak atas pihak lain
Memenangkan salah satu pihak dalam suatu konflik dapat kita lihat
misalnya dalam suatu pengadilan, di pengadilan biasanya akan terdapat pihak yang
menang, dan ada pihak yang kalah.
Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang bertikait
Dalam penyelesaian konflik satu ini dapat semua pihak tidak ada yang
sepenuhnya menang, dan juga tidak ada pihak yang sepunuhnya kalah. Atau dapat
juga membuat semua pihak menag (win-win solution) atau skema yang lain.
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memulihkan
kembali hubungan antar pihak yang berseteru. Rekonsiliasi dapat memacu
timbulnya rasa saling percaya pada pihak-pihak yang terkait dengan konflik. Seperti
pada konflik yang melibatkan Indonesia dengan Malaysia mengenai kepulauan
sipadan
Arbitrasi
Arbitrase adalah penyelesaian konflik dengan cara menghadirkan orang
ketiga sebagai hakim atas permasalahan kedua belah pihak, keputusan arbitrasi
bersifat mengikat kepada kedua belah pihak yang terkait, dan harus ditaati.
Saling memaafkan satu pihak dengan pihak yang lain
Penyelesaian dengan cara saling memaafkan biasanya dilakukan pada
kasus-kasus yang dianggap tidak perlu dibawa ke meja hijau (pengadilan)
Kesepakatan
Kesepakan
untuk tidak berkonflik dapat dijadikan solusi pada penyelesaian konflik. Kesepakatan
ini dapat berupa kesepakatan jangka pendek, atau kesepakan jangka panjang. Contoh
kesepakatan jangka pendek adalah pada perjanjian gencatan senjata pada kondisi
konflik perang.
Baca Juga: Peran dan Fungsi Keragaman Budaya di Indonesia
Cara Mencegah Terjadinya Konflik (Preventif)
Selain penyelesaian konflik seperti yang dijelaskan di atas,
ada baiknya kita mencegah agar konflik tidak meledak kepermukaan, adapun
caranya adalah sebagai beriku;
Menjalin komunikasi
Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif,
komunikasi dapat mencegah terjadinya konflik muncul kepermukaan. Hal ini
disebabkan oleh terakomodasinya kepentingan setiap individu, dan atau setiap
individu mampu memahami kondisi yang sedang terjadi.
Mendengarkan
Walaupun terdengar sepele, seringkali kita tidak mendengarkan pembicaraan
orang secara seksama, hal ini memicu terjadinya salah persepsi pada pembicaraan
orang lain.
Selain itu, orang yang berbicara dan tidak kita dengarkan, mereka akan
timbul rasa tidak nyaman pada kita. yang selanjutnya dapat menyulut terjadinya
konflik. Oleh sebab itu, penting untuk mendengarkan lawan bicara (baik atasan,
bawahan, dan sesame masyarakat) agar konflik tidak mudah naik kepermukaan.
Bersilaturahim
Ilaturahim berfungsi untuk mengikat tali persaudaraan, namun intensitas
silaturahimjuga kadang akan menimbulkan konflik batin, oleh sebab itu, kita harus
menganalisa kebutuhan, jangan terlalu sering, dan jangan pula terlalu jarang.
Mempertimbangkan dengan belajar pada konflik-konflik yang pernah terjadi
Konflik
yang pernah terjadi dimasa lalu, baik terjadi pada kita maupun pada orang lain,
dapat kita gunakan untuk media berintropeksi, atau menjadi bahan pertimbangan
agar kita tidak mudah terlibat konflik yang tidak perlu.
[1] Pengertian
ini hanya penilaian saya secara subjektif.
No comments for "Bagaimana Cara Menangani Konflik Dalam Masyarakat"
Post a Comment
Berikan Komentarmu di Sini, Untuk Beropini, Bertukar Ide dan atau Sekedar Sharing..