Tradisi Unik di Lamongan; Wanitalah Yang Melamar Laki-laki
Bagaimana Tradisi Unik di Lamongan?. Pernikahan adalah hal yang jamak
dilakukan diberbagai tempat di Indonesia. Pada umumnya tujuan
diselenggarakannya pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan, menjalankan
perintah agama, dan/atau sekedar ingin memiliki pasangan hidup di hari tua.
Setiap daerah memiliki cara dan tradisinya masing-masing dalam menjalankan
prosesi adat pernikahan. Dan kebanyakan dalam proses lamaran laki-lakilah yang
akan melamar terlebih dahulu, terlepas siapa yang ngebet untuk menikah, apakah
laki-laki, atau apakah perempuan yang ngebet nikah terlabih dahulu. Namun tidak
demikian di Kota Lamongan.
Tradisi Unik di Lamongan, Wanita Melamar Laki-laki
Sebagaian kota lamongan memiliki tradisi
yang masih dijalankan sampai saat ini, yakni tradisi lamaran[1].
Di Indonesia biasanya laki-lakilah yang melamar perempuan, namun di sebagian
kota lamongan justru perempuanlah yang akan melamar laki-laki. Mungkin akan
terdengar aneh bagi kita yang berasal dari daerah lain. Mungkin kita juga akan
bertanya-tanya, kenapa begitu? Kok bisa? Dan lain-laian. Memang tradisi ini
terbilang sangat unik jika dibandingkan dengan berbagai tempat lainnya di
wilayah jawa timur, dan bahkan memang tidak banyak daerah yang memiliki tradisi
yang sama seperti yang terjadi di Lamongan.
Tradisi tersebut sudah berlangsung
dari dulu, dan turun temurun dijalankan oleh warga sekitar. Dan karena sudah
berjalan turun temurun, tradisi ini terasa biasa saja, dan baru akan terlihat
aneh jika pihak laki-laki yang melamar terlebih dahulu. Walaupun demikian,
masih terlihat juga beberapa kasus pihak laki-laki melamar pihak perempuan,
walaupun demikian jumlahnya sangat sedikit.
Tradisi Lamaran
Tradisi melamar ini dimulai
dengan “njaluk”, “mbaleni”, “nyetor” dan “nggawe dino”. Njaluk, atau meminta
dalam bahasa Indonesia adalah suatu tradisi dimana pihak keluarga perempuan
mendatangi keluarga lagi-laki untuk meminta anaknya untuk dinikahkan dengan
anak perempuan mereka. Dan biasanya proses ini dilakukan dengan cara menunjuk
perwakilan, dari orang kepercayaan keluarga perempuan tersebut. Biasanya dalam
proses ini akan banyak bahasa “sindiran-sindiran”, serta basa-basi, dan diakhir
pembicaraan akan ditegaskan apakah diterima atau tidak. Biasanya jawaban akan
diberikan beberapa hari setelahnya.
Dan jika keluarga laki-laki
bersediah memberikan anak laki-lakinya untuk dijadikan mantu keluarga perempuan
maka dihari selanjutnya keluarga laki-laki akan mendatangi keluarga perempuan
untuk memberikan jawaban tersebut, atau yang lebih sering disebut “mbaleni”.
Setelah keluarga perempuan
mendapat jawaban persetujuan, maka pihak perempuan akan mulai menyiapkan
seserahan (baca: Nyetor), baik berupa barang maupun makanan, walaupun demikian
yang lebih sering dilakukan adalah seserahan berupa makanan. Makanan inipun
tidak sembarang makanan, makanan tersebut biasanya lebih khas untuk acara
lamaran/pernikahan, yang jarang sekali ditemui jika tidak ada acara tersebut.
Makanan/seserahan yang akan diberikan kepada keluarga laki-laki umunya adalah
“lemet”, “gemblong” (penyebutan huruf o sama dengan huruf o pada kata
“gembong”), dan berbagai makanan pendamping seperti pisang, buah-buahan lain,
nasi, rawon, semur, lodeh ayam, dan lain-lain. Banyak atau sedikitnya seserahan
dalam proses nyetor ini tergantung pada kemampuan keluarga perempuan.
Baca Juga: MEMOTRET DUSUN LENGOR DI LAMONGAN
Setelah proses nyetor tersebut,
maka akan dilanjutkan dengan memilih hari. Seperti keluarga didaerah jawa
lainnya, dilamongan juga masih jamak ditemui proses memilih hari dengan
berbagai metode perhitungan, baik metode “islam”, maupun metode yang terbilang
kejawen, dan ini yang lebih sering dilakukan di lamongan.
Proses Resepsi Pernikahan
Setelah rangkaian proses lamaran
dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan proses akad nikah[2].
Saat prosesi resepsi pernikahan yang dilamongan juga memiliki tradisi yang
terbilang unik. Namun tidak semua wilayah lamongan menjalankan tradisi ini.
Tradisi tersebut adalah menyembelih seekor sapi, lalu satu bagian kaki belakang
(bokong sampai kaki) sapi akan diberikan kepada keluarga mempelai laki-laki.
Bagian tubuh sapi ini lebih sering disebut dengan kata “sampil” (dengan
penyebutan huruf I seperti huruf e pada kata “entok”). Biasanya pemberian
sampil ini juga diikuti dengan makanan pendamping lainnya, yang sering kali
diangkut dengan menggunakan “jodang” (berbentuk peti yang dipikul empat orang).
Baca Juga: WISATA PALING POPULAR DI KOTA LAMONGAN
Setelah resepsi berahir, mempelai
laki-laki dan perempuan (kemanten)
akan disuruh mengantarkan makanan kepada sanak keluarga, sekaligus untuk
mempernalkan diri sebagai anggota keluarga baru.
Sejarah Perempuan Melamar Laki-Laki
Dikisahkan dahulu, penguasa lamongan yang juga
keturunan dari penguasa majapahit, beliau memiliki dua orang anak yang tampan
rupawan. Kedua anaknya tersebut bernama panji laras, dan panji liris. Keduanya
sedang bertandang ke wilayah nganjuk (sumber yang berbeda mengatakan wilayah
Kediri), dan saat mereka berkunjung kesana, kebetulan putri dari penguasa
wilayah tersebut langsung jatuh hati pada saat pandangan yang pertama. Kemudian
sang putri mendesak keluarganya untuk melamar panji laras dan panji liris. Dari
cerita tersebutlah tradisi perempuan melamar laki-laki berlangsung, bahkan
sampai hari ini.
Gambar Hanya Ilustrasi.
[1] Tradisi perempuan yang melamar ini sebenarnya di kota tetangga sepeti tuban yang daerahnya mepet dengan lamongan biasanya memiliki tradisi yang sama. Walaupun demikian, tidak semua wilaya lamongan juga memiliki tradisi yang sama. Tradisi ini lebih banyak ditemukan di wilayah pantura, dan wilayah lain yang berdekatan.
[2] Pemberian mas kawin sama seperti mas kawin pada umumnya, dan diberikan laki-laki kepada perempuan.
Gambar Hanya Ilustrasi.
[1] Tradisi perempuan yang melamar ini sebenarnya di kota tetangga sepeti tuban yang daerahnya mepet dengan lamongan biasanya memiliki tradisi yang sama. Walaupun demikian, tidak semua wilaya lamongan juga memiliki tradisi yang sama. Tradisi ini lebih banyak ditemukan di wilayah pantura, dan wilayah lain yang berdekatan.
[2] Pemberian mas kawin sama seperti mas kawin pada umumnya, dan diberikan laki-laki kepada perempuan.
No comments for "Tradisi Unik di Lamongan; Wanitalah Yang Melamar Laki-laki"
Post a Comment
Berikan Komentarmu di Sini, Untuk Beropini, Bertukar Ide dan atau Sekedar Sharing..