Budaya Minum Kopi; Dulu Dan Sekarang

Kopi, kata benda, dalam Kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pohon, biji, serbuk, yang banyak ditanam di asia, amerika latin, dan afrika, atau minuman yang bahannya serbuk kpi. sementara itu, definisi dari wekipedia, kopi adalah minuman yang berasal dari hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. dalam bentuk kata kerja, kebanyakan orang menggunakan kata "ngopi" yang berarti aktifitas meminum kopi, selain itu ngopi memiliki banyak makna biasnya.

Budaya Meminum Kopi Dalam Masyarakat Kita

Budaya minum kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan yang dulu hanya dinikmati bangsawan, sekarang kopi telah menjadi minuman setiap kalangan dan setiap daerah. Mulai Sabang sampai Merauke memiliki cita rasa dan cara menikmati kopi yang berbeda-beda. Di aceh misalnya mereka memiliki cara unik untuk menikmati kopi arabika, dan rasanya sulit sekali memisakan masyarakat aceh dengan budaya minum kopi yang telah melintas gender, boleh dibilang disinilah “kesetaraan gender”.

Beda Aceh beda juga Kota gudeg Yogyakarta, di daerah ini dikenal budaya minum kopi yang sangat unik, karena kopi tidak hanya dinikmati dengan campuran kombinasi kopi gula yang disedu dengan air panas seperti kopi yang biasa kita lihat, namun ada sedikit sentuhan yang boleh jadi hanya kita temukan di kota tersebut. Cara menikmati kopi ini adalah dengan mencampurkan bara arang yang masih menyala kedalam adukan kopi tubruk yang membuat rasa hangatnya lebih panjang dari kopi tubruk biasa, kopi ini lebih dikenal dengan istilah “kopi Joss”.

Tidak dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia tidak mungkin dipisahkan dengan minuman berkafein satu ini, mulai dari warung kopi yang memang adalah merupakan tempat ngopi, warung makan, bahkan sampai dapur setiap keluarga selalu menyediakan minuman ini. di rumah tangga biasanya kopi disantap ketika akan berangkat bekerja, dan sepulangnya dari kerja, kopi dihidangkan hanya untuk dinikmati manfaat rasa dan kandungan kopinya.

Budaya Minum Kopi; Dulu Dan Sekarang
coffee time ilustration

Lain lagi ketika kopi dihidangkan diwarung, atau kedai kopi, karena selalu ada cerita menarik yang mengiringi secangkir kopi. Orang tidak hanya menikmati rasa dan manfaat biji kopi namun lebih dari itu, kopi adalah wahana untuk mempersatukan persepsi, menyambungkan silaturahmi, bisnis, hiburan, dan media informasi.

Baca Juga: Konsep Pewarisan Budaya Pada Masyarakat

Konsolidasi setiap anggota kelompok masyarakat tidak  jarang dilakukan di warung kopi, ini adalah cara klasik yang masih dilakukan sampai hari ini. kelompok-kelompok pergerakan juga menggunakan warung kopi sebagai tempat untuk mengkader, dan menyampaikan visi-misi kepada calon kader serta juniornya dalam organisasi. Sembari minum secangkir kopi, obrolan akan mengalir dan sesekali ketika tenggorokan mulai kering, kopi akan diseruput sedikit demi sedikit untuk membasai tenggorokan atau sekedar untuk memulai obrolan baru.

Minum kopi adalah sedikit alasan untuk menyambung dan mempererat tali silaturahmi, ajakan minum kopi kadang hanya sebatas untuk mencari topik untuk bertemu teman lama yang mulai jarang bertemu, atau teman dekat yang biasa diajak untuk menghilangkan penat setelah seharian beraktifitas dengan rutinitas yang kadang membosankan. Tidak jarang ngopi juga merupakan cara untuk melupakan sejenak realitas yang kerap kali tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Selain untuk mencari hiburan dari kepenatan rutinitas, budaya minum kopi juga tidak jarang digunakan untuk mencapai satu kesepakatan bisnis. Hal ini bisa terjadi karena memang ada perjanjian untuk bertemu sebelumnya atau bahkan secara sepontan karena mendengar obrolan dari orang lain yang kebetulan juga sedang meneguk hangatnya kopi dalam warung tersebut.

Baca Juga: Konsep Dinamika Kebudayaan

Oleh karena itu, selain sebagai tempat terjadinya deal-deal usaha, warung kopi juga merupakan tempat beredarnya informasi, baik informasi yang akurat maupun informasi palsu, karena yang dijadikan bahan pembicaraan ditempat ini tidak terbatas pada fakta, namun juga tidak jarang berita palsu atau bahkan aib dan cerita sukses atau kegagalan orang.

Budaya Minum Kopi; Lain Dulu Lain Sekarang

Budaya minum kopi memang telah lama eksis di republik ini, mulai mereka yang berpenghasilan besar, pas-pasan, sampai masyarakat yang “pas mendapat gaji” selalu menyempatkan diri untuk meneguk segarnya kopi. Kopi begitu dekat dengan masyarakat bahkan ada beberapa orang yang ketika sehari saja tidak minum kopi akan merasa tidak nyaman, bahkan sampai kepala pusing.

Dulu kopi hanya dihidangkan sebagaimana kopi tubruk, atau sedikit dengan ditambah susu (kopi susu), namun sekarang cara menikmati kopi telah mengalami banyak variasi, mulai dari Late sampai Espreso. Tidak hanya teknik penyajian, kedai dimana kopi dijajakan juga mengalami sedikit perubahan, dimana dulu hanya berupa warung kopi sederhana, sekarang telah berubah menjadi kedai kopi (coffee shop), setara dengan kafe-kafe mahal yang mungkin sulit dibayangkan di masa lalu. Lokasi, design , dan ornamen dalam kedai kopi juga menjadi nilia tambah bagi para penikmat kopi untuk menjatuhkan pilihan dimana mereka akan menyeruput segarnya kopi.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi telepon genggam (Smartphone) yang semakin canggih dan terjangkau bagi setiap kalangan masyarakat membuat piranti satu ini menjadi gadget yang paling diminati masyarakat hari ini. kemampuannya yang setara dengan kecanggihan teknologi koputer membuat banyak developer mengembangkan berbagai aplikasi dan layanan untuk memanjakan para pengguna smartphone, namun kecanggihan telepon genggam tidak akan berarti tanpa adanya jaringan yang memadai, oleh karena itu Sekarang minum kopi tidak hanya tentang rasa kopi, namun juga tentang kenyamanan dan wifi.

Baca Juga: Jomblo dalam Perspektif Sosial

Hal ini tentu sangat berbeda, dimana dulu minum kopi digunakan untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman, atau masyarakat, hari ini budaya minum kopi telah berubah menjadi individual karena disibukkan dengan mengakses situs berbagi video, situs berbagi gambar, media sosial dan tentu saja game online, yang selanjutnya membuat memudarnya “kehangatan bermasyarakat” diwarung kopi.

Selain itu, budaya ngopi sekarang telah berubah dari dulunya ngopi adalah untuk menikmati kopi, saling bertukar cerita dan informasi, atau sekedar berkelakar, dan sekarang ajakan untuk ngopi memiliki banyak arti, mulai dari mencari jaringan wifi, main game, bahkan sampai bolos sekolah.

Namun demikian, yang tak berubah dari budaya ngopi hingga saat ini adalah bahwa ngopi selalu menjadi pelarian yang tepat untuk melupakan ketegangan hidup, tuntutan, dan tentu saja menjadi jalan mengalirnya inspirasi.

Sebagai penutup, dalam prakteknya kata ngopi memang memiliki pergeseran makna, tidak hanya berarti  aktifitas minum kopi, kadang juga berarti ajakan untuk sekedar bertemu, nongkrong, dan sebagainya. selain itu, ngopi juga tidak spesifik berarti akan meminum kopi, karena pada kenyataannya orang yang sedang ngopi juga menikmati es teh, bahkan jus atau minuman rasa-rasa lainnya. Namun, bagi mereka yang memiliki kreatifitas, ngopi akan berarti produktifitas untuk melahirkan gagasan dan karya.

No comments for "Budaya Minum Kopi; Dulu Dan Sekarang"