APLIKASI TEORI SKINNER’S OPERANT CONDITIONING pada pembelajaran Geografi di skolah
.jpg)
A. Merasakan
Adanya Masalah
Geografi merupakan mata pelajaran wajib di sekolah
menenga pertama dan skolah menenga atas pada kelas pertama, ini brarti mata
pelajaran ini adalah sebagai kebutuhan dalam menyelesaikan pendidikan di
sekolah tingkat dasar dan menenga. Oleh karena itu diperlukan adanya metode
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa supaya proses pembelajaran bisa
berjalan dengan baik dan lancar. Namun, tidak jarang banyak guru mata pelajaran
Geografi kurang faham manfaat penggunaan metode pembelajaran yang tepat,
sehingga banyak guru mengabaikan akan hal ini.
Teori belajar behaviorisme berorientasi pada hasil
yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya
perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari
penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku
yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian
didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak
memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan
sendiri maupun melalui simulasi.
Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori belajar
behaviorisme mulai ditinggalkan dan
banyak lembaga pendidikan lebih mengembangkan teori belajar kognitif dengan
asumsi dasar bahwa kognisi mempengaruhi prilaku. Penekanan kognitif menjadi
basis bagi pendekatan untuk pembelajaran. Walaupun teori belajar tigkah laku
mulai ditinggalkan diabad ini, namun mengkolaborasikan teori ini dengan teori
belajar kognitif dan teori belajar lainnya sangat penting untuk menciptakan
pendekatan pembelajaran yang cocok dan efektif, karena pada dasarnya tidak ada
satu pun teori belajar yang betul-betul cocok
untuk menciptakan sebuah pendekatan pembelajaran yang pas dan efektif.
B. Eksplorasi
dan Analisis Masalah
Islam sebagai agama rahmatan lil-alamin telah mewajibkan seluruh umatnya agar selalu
belajar. Bahkan, Allah mengawali Firmanya yang diturunkan kepada Muhammad
dengan perintah untuk membaca. Membaca merupakan salah satu perwujudan dari
aktifitas belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini, proses belajar tidak hanya
dibatasi dengan mempelajari ilmu-ilmu yang berbasis agama saja, namun lebih
luas ayat ini juga mengandung perintah untuk belajar ilmu-ilmu yang lain
seperti ilmu Geografi, fisika, biologi dan lain sebagainya. Betapa pentingnya
belajar, oleh karena itu dalam Firmanya, Tuhan telah berjanji akan mengangkat
derajat orang yang belajar dari pada yang tidak.
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
Bumi dan strukturnya beserta hubunganya dengan manusia. Dengan mempelajari ilmu
ini diharapkan seorang siswa memiliki kesadaran geografis, sehingga mereka
mengerti tindakan apa yang harus diambil pada saat dalam suatu wilayah
tertentu.
Dalam pembelajaran mata pelajaran Geografi
disekolah, berlangsung proses senergis antara guru, siswa dan lingkugan
pembelajaran dalam upaya mencapai perubahan tingkah laku yang positif. Oleh
karena itu pembelajaran Geografi harus dibentuk seefektif mungkin, dengan
mengaplikasikan berbagai pendekatan dan metode yang relevan dengan konteks
pengembangan pemahaman siswa. Namun, yang terjadi sekarang adalah banyaknya
figure seorang guru kurang bisa merencanakan metode dan pendekatan yang efektif
dalam proses pembelajaran. Seringkali pembelajaran proses pembelajaran Geografi
diarahkan kepada pembelajaran yang tradisional, yaitu seorang guru bertindak
sebagai pemateri dan menggunakan metode penyampaian materi dengan khotbah sehingga
siswa relative lebih pasif. Selain itu pembelajaran Geografi akan terkesan
tidak menarik, monoton dan membosankan.
Dalam hal ini
apabila seorang guru memiliki kretifitas untuk mendesign perencanaan
pembelajaran, maka sebenarnya pembelajaran Geografi akan lebih asik, efektif
dan menyenangkan.
C. Penyajian
Masalah
Dalam proses belajar mengajar sering kali
pembelajaran diarahkan kepada pembelajaran yang bersifat tradisional, yaitu
guru menerangkan dengan metode ceramah dan siswa hanya mendengarkan tanpa adanya
umpan balik (feed back). Dengan
metode ini suasana kelas akan sangat membosankan, selain itu metode ini juga
sangat tidak efesien.
Contohnya dalam pertemuan yang membahas sub bab
siklus hidrologi, seorang guru hanya menceramahi muridnya tanpa memberikan
kompetensi dasar dan standart kompetensi (silabus)
terlebih dahulu kepada siswanya. Maka, siswa tersebut tidak akan mampu
memberikan respon pada saat guru tersebut memberikan materi. Yang tidak kalah
pentingnya adalah pemberian stimulus agar murid bisa ikut berbicara dan
mengungkapkan pendapatnya di dalam proses pembelajaran tersebut.
Permasalahan juga banyak muncul dari seberapa besar respect seorang guru tehadap perilaku
yang dimunculkan oleh siswa, jika prilaku yang positif tidak diimbangi dengan
pemberian penguat atau reword maka
prilaku itu tidak akan diulang oleh siswa tersebut karena hasil dari prilaku
yang dia lakukan dianggap tidak memuaskan.
Tidak jarang guru juga tidak memperhatikan kondisi
para siswanya, dan memaksakan kehendaknya kepada mereka tanpa memperhatikan
adanya stimulus dan penguatan prilaku. Padahal tindakan guru yang seperti ini
akan menyebabkan kondisi kelas yang tidak kondusif dan tidak menyenangkan.
Seorang guru tidak perlu menjadi satu-satunya
pemateri dalam sebuah kelas, karena semua orang dalam kelas itu dapat digunakan
sebagai seorang pemateri. Artinya seorang guru juga harus memodifikasi prilaku
siswanya agar mau menjadi seorang pemateri, dan tidak kalah pentingnya seorang
guru harus meberikan hak dan waktu kepada siswanya untuk memberikan pendapat serta
ikut berbicara. Dalam hal ini B. F. skinner mengemukakan bahwa “prilaku seorang
individu dapat di modifikasi”.
Dalam teori ini seorang guru dituntut agar dapat
memodivikasi prilaku siswanya agar prilakunya sesuai dengan yang diinginkan.
D. Pemecahan
Masalah
Fenomena pembelajaran geografi yang dianggap
membosankan dan tidak menyenangkan oleh siswa sekolah menenga, mengakibatkan
mata pelajaran Geografi kurang diminati. Dalam hal ini guru memegang peranan
yang sangat urgen sebagai modifikator
yang dapat memodifikasi semua prilaku yang akan dimunculkan kepada kepada
siswa-siswanya.
Seperti dalam bagan tersebut, teori ini
mengungkapkan bahwa setiap prilaku itu di pengaruhi oleh konsekuensinya. Setiap
prilaku yang diperkuat akan diulang kembali oleh individu tersebut. Bila dalam
pembelajaran seorang siswa memberikan respon maka seorang guru harus memberikan
stimulus agar prilaku tersebut diulangnya kembali.
Contohnya jika dalam pembelajaran sub bab siklus
air, seorang siswa sanggup menjawab proses terjadinya hujan, maka seorang guru
harus memperikan reward supaya
prilaku (menjawab) diulanginya lagi.
Agar pembelajaran Geografi lebih menarik, maka ada
beberapa tindakan yang perlu diambil oleh seorang guru, diantaranya adalah:
a. Hasil
belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika
benar diberi penguat.
b. Proses
belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
c. Materi
pelajaran, digunakan sistem modul.
d. Dalam
proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
e. Tingkah
laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan
dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
f.
Dalam pembelajaran, digunakan shaping (pembentukan).
Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting
dalam bidang pendidikan yaitu: Meningkatkan perilaku yang diinginkan, pembentukkan
(shaping), Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.
Pembentukan terdiri dari dua komponen : penguatan
deferensial (differential reinforcement)
yaitu sebagian respon diperkuat dan sebagian yang lainya tidak, dan kedekatan
suksesif (successive approximation) yakni
fakta bahwa hanya respon-respon yang semakin sama dengan yang diinginkan oleh
eksperimenterlah yang akan diperkuat.
Empat strategi pengkondisian operan dapat dipakai
untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan yaitu:
1. Memilih
Penguatan yang efektif: tidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak.
2. Menjadikan
penguat kontingen dan tepat waktu: agar
penguatan dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid melakukan
perilaku tertentu.
3. Memilih
jadwal penguatan terbaik: menyusun jadwal penguatan menentukan kapan suatu
respons akan diperkuat.
4. Menggunakan
penguatan negatif secara efektif: seorang guru mengatakan ”tulus, kamu harus
menyelesaikan PR hidrologimu dulu diluar kelas sebelum kamu boleh masuk kelas
ikut pembelajaran”, ini berarti seorang guru menggunakan penguatan negatif.
E. Refleksi
Dari pemecahan masalah diatas dapat diketahui bahwa
pembelajaran Geografi dapat didesain dengan semenarik mungkin tergantung
kratifitas seorang guru mata pelajaran tersebut. Penggunaan metode pembelajaran
berdasarkan teori pengondisian operan dapat menjadi alternatifnya.
Pembelajaran Geografi dapat dilakuan dengan
menggunakan pazel, dan disetiap pemasangan pazel yang sesuai siswa harus
diberikan reward agar prilaku
tersebut dapat diulang kembali pada pertemuan berikutnya.
Dengan mengaplikasikan beberapa metode dalam
pendekatan behavoristik, pengondisian operan. Diharapkan pembelajaran Geografi
disekolah menenga menjadi lebih efektif, efesien kreatif dan menyenangkan bagi
siswa, sehingga para siswa dapat memahami dan mengingat materi dengan mudah dan
selanjutnya sampai pada taraf pengaplikasian teori.
Daftar Pustaka
Burhanudin
dan Esa Nur, Teori Belajar dan Pembelajaran; Ar-Ruz media:Malang. 2012
John
W. Satrock,. Psikologi Pendidikan. PT Kencana Media Group: Jakarta. 2007
Margaret
E. Bell Gredler,. Belajar dan pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
1994
No comments for "APLIKASI TEORI SKINNER’S OPERANT CONDITIONING pada pembelajaran Geografi di skolah"
Post a Comment
Berikan Komentarmu di Sini, Untuk Beropini, Bertukar Ide dan atau Sekedar Sharing..