Hubungan antara Mobilitas Sosial dengan Status Sosial

Mobilitas sosial merupakan hal yang lumrah terjadi dalam suatu masyarakat pada umumnya, karena setiap orang memiliki kecenderungan untuk meraih status sosial yang tinggi dalam suatu masyarakat. Namun demikian dibeberapa masyarakat yang menganut struktur sosial dengan system tertutup tidak memungkinkan masyarakatnya untuk melakukan mobilitas sosial ke atas -vertikal-. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara mobilitas sosial dengan status sosial yang diperoleh oleh seorang anggota masyarakat.

Bagaimana Hubungan Mobilitas Sosial dengan Status Sosial

Artikel kali ini akan mencoba untuk mengungkapkan bagaimana hubungan antara mobilitas sosial dengan status sosial yang ada pada masyarakat, khususnya di indonesia. 

Pengertian Mobilitas Sosial

Dalam satu kisah diceritakan, bahwa terdapat seorang dari keluarga miskin yang memiliki kemauan dan keuletan dalam belajar dan berusaha, pada akhir cerita ternyata seseorang tersebut berhasil dan memiliki perusahaan yang mempekerjakan ribuan orang. Dilain sisi, juga terdapat orang yang kaya raya, namun karena satu dan lain hal, orang tersebut justru menjadi orang miskin.
Baca Juga: Saluran Saluran Mobilitas Sosial
Ilustrasi singkat di atas merupakan contoh dari mobilitas sosial. Dimana terdapat mobilitas sosial ke atas, dan mobilitas sosial ke bawah. Orang dengan pencapaian mampu melakukan mobilitas sosial ke atas dianggap sebagai orang yang sukses, dan sebaliknya orang yang melakukan mobilitas sosial ke bawah berarti sedang mengalami penurunan status sosial.

Dalam pengertian yang sederhana, mobilitas sosial merupakan aktivitas pergerakan sosial baik menurun atau meningkat dana tau kesamping. Perubahan status sosial dapat diartikan sebagai aktivitas mobilitas sosial. Mobilitas sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik dalam bentuk ekonomi, sosial, maupun kehormatan.

Dalam struktur masyarakat yang tertup seperti pada masyarakat yang menganut sitem kasta, umumnya tidak terjadi mobilitas sosial ke atas, seperti pada masyarakat hindu di India. Sedangkan di Indonesia, terdapat sistem sosial yang tertutup, terbuka, dan campuran.
Sistem campuran dapat terjadi ketika anggota masyarakat yang menganut system kasta, keluar dari komunitasnya dan pindah ke masyarakat lain. Seperti masyarakat bali yang menganut system kasta tidak dapat melakukan mobilitas sosial ke atas, dan orang tersebut memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan berusaha keras, dan akhirnya sukses. ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat kita memiliki system sosial campuran.

Status Sosial dan Peran Sosial

Status sosial menunjukkan peran sosial yang boleh dan tidak boleh dilakuakan. Setiap ststus sosial umumnya memiliki peran sosial yang berbeda, misalnya sebagai siswa, anak memiliki hak dan kewajiban yang berbeda dengan seorang guru. Atau masyarakat biasa memiliki hak dan kewajiban yang berbeda dengan seorang pejabat desa, dan seterusnya.
Baca Juga: Faktor Pendorong Dan Penghambat Mobilitas Sosial
Hal ini menunjukkan bahwa setiap status sosial memiliki peran sosial yang berbeda-beda. Walaupun demikian, secara umum dalam masyarakat demokrasi, setiap orang memiliki hak yang sama untuk berbicara, berekspresi, hak untuk hidup dan lain-lain.

Perolehan Status Sosial

Dalam masyarakat kita, satu orang dapat memiliki status sosial yang berbeda sekaligus. Status sosial itu dapat diperoleh melalui usaha dan kerja keras, pemberian, bahkan dimiliki sejak dilahirkan. Adapun perolehan status sosial tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;

1.  Status sosial yang diperoleh dari Kelahiran –Ascribed Status-

Walaupun kita menganut system demokrasi yang memungkinkan seseorang melakukan mobilitas sosial sesuai dengan keinginannya. Namun dalam kenyataan setiap orang mendapatkan status sosial langsung ketika dia dilahirkan. Misalnya anak presiden, maka dia akan mendapat status sosial yang lebih tinggi dari anak masyarakat biasa.

Hubungan antara Mobilitas Sosial dengan Status Sosial
Status Sosial diperoleh
Namun yang membedakan dengan mayarakat yang menganut system sosial tertutup adalah, anak yang terlahir dari kasta bawah tidak akan mungkin mampu melakukan mobilitas sosial ke atas, sedangkan dalam system sosial yang terbuka, anak presiden memungkinkan untuk turun status sosialnya, dan sebaliknya anak dari masyarakat biasa memungkinkan untuk melakukan mobilitas sosial sehingga mendapat status sosial yang baik dalam masyarakat tersebut.

2. Status Sosial yang Diperoleh dari Perjuangan/Usaha –Achieved Status-

Berbe dari masyarakat yang menganut system sosial tertutup yang status sosialnya diperoleh dari kelahiran, dalam system sosial terbuka siapa saja dapat memperoleh status sosial yang diinginkan, sepanjang dapat memenuhi syarat.

Misalnya seseorang menginginkan menjadi seorang menteri, maka orang tersebut harus memenuhi syarat untuk menjalankan tugas sebagai menteri, baik syarat politik, kemampuan, dan pengalaman yang mumpuni. Hal ini dapat diperoleh melalui perjuangan, atau usaha.

3. Status Sosial Pemberian –Assigned Status-

Status sosial selain dapat diperoleh dari usaha, status sosial juga dapat diperoleh dari pemberian. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada gelar kepahlawanan dalam suatu negara. Dalam dunia akademik, pemberian status sosial juga diberikan kepada orang-orang yang dianggap kopeten tanpa melalui sekolah/jalur pendidikan.

Orang yang memperoleh gelar ini biasanya dalam penulisan gelarnya diikuti “(HC.)”. seperti contoh “Dr. (HC.) sarmunti, M.Pd”,
Baca Juga: Perubahan Sosial Budaya Sebagai Pengaruh Modernisasi
Selain memiliki peran sosial yang berbeda dalam setiap status sosial, status sosial juga memiliki lambang dan ciri khas yang berbeda, hal ini kadang membuat kita dapat mengenali status seseorang dari ciri khas dan symbol yang menyertai orang tersebut.

Uraian tersebut di atas maka dapat kita simpulkan bahwa status sosial dalam masyarakat kadang dapat diupayakan, dan ada pula yang melekat dari lahir sampai seseorang tersebut meninggal, tergantung pada sistem sosial yang dianut masyarakat tersebut. Dalam masyarakat dengan sistem sosial terbuka mobilitas sosial lebih mudah dilakukan, dan lebih dinamis, sedangkan pada sistem sosial tertutup mobilitas sosial hampir tidak mungkin dilakukan.

Demikianlah artikel yang membahas tentang hubungan status sosial dengan status sosial. Bagaimana system sosial yang dimiliki masyarakat disekitarmu?

No comments for "Hubungan antara Mobilitas Sosial dengan Status Sosial"