Anak Maksi∆t, Orang Tua Diaz∆b di Neraka

Apakah jika Anak memiliki ahlak yang tercelah, Orang Tuanya akan Diazab di Neraka? Apakah orang tua bertanggung jawab pada perilaku anak? Pertanyaan ini sering kali melintas difikiran kita.

Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, tidak dapat berbuat apapun untuk dirinya sendiri kecuali hanya menangis untuk meminta ASI dari ibunya. Hal ini sangat berbeda dengan jenis hewan lain misalnya, yang setelah lahir langsung dapat melakukan aktifitas sebagaimana induknya. Oleh sebab itu manusia membutuhkan pendampingan dari lingkungan sekitarnya agar dapat bertahan hidup.

Kualitas lingkungan yang menyelimuti selama masa pertumbuhan anak akan menentukan anak tersebut akan berkembang seperti apa, hal ini dapat kita lihat misalnya anak dari keluarga penutur Bahasa ingris akan dengan mudah meniru Bahasa orang tuanya, sementara hal yang sama juga terjadi pada keluarga yang berbahasa arab, Indonesia, maupun Bahasa yang lainnya.

Dari ilustrasi tersebut dapat kita pahami, betapa seorang anak akan menjadi seperti apa yang dia dengar, lihat, serta yang dia rasakan. Hal ini juga sebagai mana diungkapkan oleh para pakar behavioristik dengan kalimat “beri saya seratus anak, maka akan saya buat seratus profesi yang ada di dunia”.

Baca Juga: Pola Asuh Anak, Hindari Perilaku Ini

Hal yang sama juga terdapat dalam islam. Dimana Islam mengajarkan bahwa semua anak terlahir di dunia selalu dalam kondisi yang fitrah, bersih, suci, kosong seperti kertas putih yang belum terdapat tulisan di atasnya. Selanjutnya disebtkan bahwa orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, Atau Majusi (hadits Shahih Muslim No. 4803). Dalam hal ini orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk membuat anak-anak mereka, apakah akan melafalkan kalimat tauhid ataukah tidak disepanjang hayatnya.

Anak Maksiat Orang Tua Diazab di Neraka
Seorang ayah diseret keneraka karena lalai mendidik anaknya
Namun demikian alquran juga menyebutkan “…bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu…” (Q.S. Al-Baqarah 139), yang kira-kira berarti setiap tindakan nilainya melekat pada orang yang melakukannya, dosa tidak dapat dibebankan kepada orang lain, setiap orang akan menanggung dosanya masing-masing. Dosa seorang anak tidak dapat dipikulkan oleh orang tuanya.

Anak Maksi@t, Orang Tua Diaz∆b di Neraka

Memang dosa tidak dapat dibebankan kepada orang lain, namun dalam kasus anak yang melakukan maksiat, Quraish Shihab memiliki pandangan lain. Menurutnya jika orang tua lalai memberikan pendidikan, sehingga anak mereka berbuat maksiat dikala dewasa, maka sang orang tua tersebut bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan anaknya, sehingga tatkala di akhirat akan mendapatkan siksa.

Baca Juga: Membentuk Karakter Cinta Tanah Air di Sekolah

Lebih lanjut, Quraish Shihab menjelaskan terdapat riwayat dimana seorang ayah dihadang anaknya ketika akan masuk surga, sang anak meminta keadilan sambil berkata:

yang artinya Ya allah, aku meminta keadilan atas orang tua ini, karena dia tidak mendidikku diwaktu kecil, sehingga aku menjadi "rusak".

Adapun jika sang orang tua telah berusaha mendidik anaknya semasa hidup dengan semaksimal yang dia bisa, maka orang tua tersebut tidak akan mendapat adzab kelak di akhirat.

Uraian di atas dapat kita ambil hikmahnya, bahwa orang tua merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya, sebagaimana hadis di atas bahwa orang tualah yang menjadikan anak menjadi yahudi, nasrani, atau majusi. Oleh sebab itu keluarga menjadi institusi pendidikan paling utama dan pertama bagi anak-anak mereka, dalam sebuah pepatah arab yang sangat popular dikalangan muslim Indonesia dikatakan bahwa ”Ibu adalah sekolah pertama/utama, bila engkau mempersiapkannya, engkau telah mempersiapkan generasi terbaik”.

Oleh sebab itu, menjadi sangat penting dalam mempersiapkan para calon ibu/orang tua, dalam membangun sebuah keluarga. Ilmu dan akhlak yang baik tentu menjadi salah satu pertimbangan, agar kita tidak menyesal kelak diakhirat karena lupa mendidik anak.

Wallahu a’lam bishawab…

Baca Juga: Ditengah Himpitan Agama Impor

Demikian lah artikel dari kami tentang Anak Maksi@t, Orang Tua Diazab di Neraka. Terimakasih telah berkunjung di laman kami, kami berniat untuk sedikit menambah khasanah literature para pembaca sehingga sedikit membantu membuka cakrawala dunia.

Sumber:

  • www.hadits.id/
  • Shihab, Q. Mistik, s *ks, dan ibadah, Jakarta: Republika, 2004
  • Sumber gambar: diolah dari pixabay.com

No comments for "Anak Maksi∆t, Orang Tua Diaz∆b di Neraka"