HARI SANTRI NASIONAL: Meneladani Semangat Sang Kiai

HARI SANTRI NASIONAL Meneladani Semangat Sang Kiai
Semangat persatuan|Sumber gambar: pixabay.com

HARI SANTRI NASIONAL: Meneladani Semangat Sang Kiai. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia kepada pemerintahan kolonial, belanda dan jepang, terasa sangat mengiris hati, tidak hanya militer yang ikut mengusir, berperang angkat senjata, masyarakat sipilpun ikut melakukan gerakan, perlawanan dan pertempuran melawan belanda dan jepang. Setidaknya itulah yang bisa kita kenang untuk berusaha mengambil pelajaran, mengenang dan menghargai semua pahlawan (dalam arti yang seluas-luanya) yang ikut melawan pemerintahan kolonial.

HARI SANTRI NASIONAL

Masih kita ingat bagaimana sipil juga sangat bergairah dalam melawan pemerintahan kolonial, lewat resolusi jihad yang digagas oleh hadratus syech, KH. Hasyim As’ary, yang membakar jiwa seluruh kaum santri, dan pada umunya semua masyarakat sipil untuk ikut serta mengangkat senjata untuk mengusir penjajah, dengan satu semangat kemerdekaan dan perlawanan, “hubbu al-waton min al-iman”, adalah semangat yang membakar jiwa para kaum santri dan kiai, “cinta tanah air bagian dari iman”, kira-kira begitulah semangat yang berusaha ditanamkan oleh hadrotus syech kepada para santri-santrinya, dan pada kaum nahdiyin pada umumnya.


Kiai Hasyim Asy’ary yang juga pendiri NU, membakar semangat para pemuda, santri dan kiai dengan mewajibkan seluruh masyarakat muslim untuk membela tanah air, “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu a’in atau wajib bagi setiap orang” (www.nu.or.id), sebagai kiai yang karismatik beliau langsung dapat mengobarkan api perjuangan untuk melawan penjajah. Apalagi ditambah dengan orasi dari para nasionalis, yang ikut memperkuat iman, dan semangat perlawanan dari masyarakat.

Setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, gerakan ini nampaknya masih terus digaungkan sebagai upaya untuk mengenang jasa-jasa para kaum santri dan kiai dalam melawan pemerintahan kolonial, sampai pada Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang menetapkan Tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri nasional. Keputusan ini nampaknya disambut dengan antusias oleh masyarakat, terlihat dari bagaimana masyarakat merayakannya setiap tahunnya.


Tanggal 22 oktober merupakan hari yang sakral bagi para santri untuk dikenang, karena pada tanggal inilah resolusi jihad dikumandangakan, semangat pemuda, semangat santri, semangat untuk memperjuangkankan bangsa Indonesia, mengantarkan kita untuk dapat mengenal Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini.

Namun kemudian, hari santri selalu diidentikan dengan warga NU saja, padahal dalam perjuangan bangsa ini kita juga mengenal seorang tokoh Kiai Ahmad Dahlan, sebagai seorang yang mendirikan Muhamadiyah, salah satu Ormas Islam terbesar di Indonesia yang juga ikut melakukan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial, melakukan perjuangan lewat upaya membangkitkan kesadaran bangsa indonesia yang pada saat itu adalah bangsa yang terjajah (wikipedia).

Oleh karena itu hari santri nasional harus dirayakan sebagai hari kemenangan bagi masyarakat sipil, kaum kiai-santri, dan ormas islam lainnya yang pada dasarnya ikut melawan pemerintah kolonialis waktu itu. Selain itu, patut kita sebagai generasi penerus untuk mengambil hikmah dari dikeluarkannya fatwa/resolusi jihad di kala itu. Apa jadinya jika para tokoh agama hanya mengedepankan konsep-konsep fatalistik, mengedepankan sikap bersabar bahkan saat dijajah oleh bangsa lain, jika itu terjadi maka dimungkinkan sampai saat ini kita tidak akan bisa merasakan kemerdekaan. "Ada saatnya kita bersabar, dan ada saatnya kita, bahkan para ulama untuk melawan".

Dan lebih penting lagi perayaan 22 oktober semoga menjadi inspirasi bagi seluruh umat di Indonesia untuk tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa, selanjutnya bisa mengintrospeksi diri, memperbaiki kualitas diri, kualitas sosial, dan pada akhirnya ikut serta mengisi kemerdekaan.


SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL….!!!
Ayo Ngaji, Ayo Nyantri…!!
_____________
Sumber: 
https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan
http://www.nu.or.id/post/read/63760/kiai-said-membela-negara-hukumnya-fardlu-ain
Sumber Gambar: 

No comments for "HARI SANTRI NASIONAL: Meneladani Semangat Sang Kiai"