Guru Harus Berubah, Dari Pusat Pembelajaran Menjadi Manager Pembelajaran

Pendidikan merupakan tanggung jawab generasi tua untuk menyiapkan generasi muda agar dapat  mengatasi tantangan dimasa depan, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan bagi calon generasi penerus suatu kebudayaan. Namun pada kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa pendidikan tak melulu soal generasi sebelumnya dalam menyiapkan generasi yang akan datang, karena di era kemajuan teknologi 4.0, peran guru sebagai seorang pendidik akan semakin berkurang fungsinya, menyusul perkembangan teknologi yang memungkinkan seorang siswa mampu belajar mandiri hanya dengan satu klik di layar Computer atau Smartphone yang mereka miliki, oleh karenanya guru harus berubah tidak lagi sebagai pusat pembelajaran namun menjadi manager pembelajaran.

Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang diantaranya menyebutkan bahwa, “pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya disebutkan juga bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menumbuhkembangkan potensi peserta didik agar  menjadi insan yang bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggug jawab”. (red.).

Dari tujuan pendidikan tersebut kita ketahui bahwa pendidikan merupakan persoalan kompleks yang harus dikelola sedemikian rupa sehingga mampu menjadikan peserta didik sebagai generasi yang dicita-citakan oleh masyarakat bangsa, sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang tersebut. Untuk itu, kehadiran seorang pendidik didalam dunia pendidikan sangatlah urgen, dan tidak dapat ditawar lagi.

Perkembangan teknologi informasi dewasaini telah membawa budaya pendidikan kita bergerak mengikutinya, tugas-tugas pendidikan tidak lagi hanya dibebankan kepada para pengajar semata, karena telah banyak perkembangan didunia pendidikan fasilitas-fasilitas pembelajaran yang dapat mempermudah masyarakat untuk  mengakses pendidikan, baik secara formal maupun non-formal.

Baca Juga: Sistem Zonasi: Anak Kampung Dilarang Masuk Sekolah Kota

Kemudahan masyarakat dalam mengakses fasilitas pendidikan ini juga menyusul berkembangnya piranti perangkat mobile yang bahkan dapat menggantikan fungsi-fungsi seorang pendidik dalam arti sesungguhnya. Semua materi, konsep, dan berbagai pengetahuan dapat diakses dengan mudah. Sebuat saja Goole, Youtube, Quiper, Ruang Guru, dan lain-lain yang merupakan gudangnya pengetahuan yang dapat diakses dan dipelajari di atas tempat tidur, tanpa harus memakai seragam, sepatu dan berbagai perlengkapan sekolah, yang artinya pendidikan dapat diakses dengan lebih terjangkau secara waktu maupun secara ekonomi.

Padahal, menurut empuhnya pendidikan di indonesia, Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa peran seorang guru adalah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani” (di depan memberikan contoh, di tengah membangun minat/semangat, dan di belakang memberi dorongan) yang tidak semata-mata dapat digantikan oleh seorang “guru virtual”, yang hanya bisa memberikan pengetahuan (transfer of knowledge) semata.

Guru Harus Berubah Dari Pusat Pembelajaran Menjadi Manager Pembelajaran
Guru Harus Berubah dari Pusat Pembelajaran Menjadi Manager Pembelajaran (Student Center) . Sumber Gambar: Diolah dari Pixabay.com
Konsep yang diajarkan oleh bapak pendidikan indonesia tersebut sering kali dilupakan oleh para pendidik dewasa ini, yang lebih memilih konsep-konsep pendidikan yang berkembang dari Bangsa Barat yang secara kebudayaan kadang tidak mendukung peradaban yang telah berkembang di Nusantara.

Hal yang terus tergerus hari ini adalah tauladan bagi siswa, yang mana hubungan antara pendidik dan peserta didik hanya berkisar pada hubungan professional yang kering akan contoh, atau tauladan sebagaimana yang ada pada pendidikan “tradisional” tempo dulu yang terbukti mampu membentuk karakter peserta didik secara matang.

Guru Harus Berubah

Untuk menghadapi perkembangan teknologi yang mampu mengantikan peran manusia pada berbagai profesi, termasuk di dalamnya adalah peran seorang pendidik. Google misalnya, menjadi gurunya guru yang banyak diakui oleh berbagai kalangan, banyak materi yang dapat ditemukan dalam mesin pencari tersebut, dari materi umum sampai materi yang bersifat “terlarang” dapat ditemukan dengan mudah, hanya dengan mengetikan kata kunci, maka semua yang kita cari akan dapat ditemukan.

Baca Juga: Banjir Lembaga Bimbel Tanda Gagalnya Sistem Pendidikan

Ilustrasi singkat di atas menunjukkan betapa fungsi guru telah dapat digantikan oleh robot, dan media virtual lainnya. Oleh sebab itu maka guru di masa depan harus berubah dari hanya sebagai sumber belajar, dimana pendidikan berpusat pada guru (teacher center) menjadi agen pembelajar dan manager pembelajaran (student center) dimana pembelajaran dipusatkan kepada aktivitas peserta didik.

Agen pembelajar merupakan seorang yang selalu belajar, tidak puas dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, hal ini dimaksudkan untuk memberikan tauladan bagi peserta didik agar terpacu untuk selalu belajar, selain itu jika para pendidik tidak mau belajar maka boleh jadi pengetahuan yang mereka miliki telah mengalami perubahan sehingga tidak relevan lagi disampaikan untuk para peserta didik.

Fungsi dari guru dewasa ini memang tidak hanya untuk memberikan informasi atau materi pembelajaran bagi siswa, lebih dari itu guru harus dapat mencetak peserta didik sebagai seorang pembelajar sejati, yang memiliki semangat dalam belajar terus-menerus (pendidikan seumur hidup). Sehingga para peserta didik secara individu dapat mengembangkan ilmu-ilmu atau pengetahuan yang mungkin berbeda dengan dari hari ini, untuk dapat mencari solusi-solusi dari permasalahan yang timbul di masa depan.

Dari Pusat Pembelajaran Menjadi Pengolah Pembelajaran (Learning Manager)

Sebagai seorang manager, pendidik layaknya adalah manager dalam suatu perusahaan, maka pendidik harus mampu mengelola, mengendalikan dan mendorong para peserta didik agar mampu menguasai konsep dan materi belajar yang telah direncanakan.

Untuk itu, pendidik sebagai seorang learning manager harus memiliki tiga fungsi yaitu sebagai fasilitator, sebagai stimulus, dan sebagai inspirator bagi peserta didik.

Guru Sebagai Fasilitator

Seorang guru yang berfungsi sebagai fasilitator harus mampu memberikan kemudahan peserta didik untuk mengembangkan minat dan potensi yang telah mereka miliki agar peserta didik dapat memahami kemampuan dan potensi yang mereka miliki, yang selanjutnya membuat mereka lebih muda untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut.

Guru Sebagai Pemacu (Stimulus)

Sebagai pemacu atau stimulus, seorang guru harus dapat membuat peserta didik menjadi pendorong dan pemantik dari tindakan-tindakan yang diinginkan dari seorang peserta didik. Dalam teori pembentukan, atau teori behavioristik, maka sesungguhnya perilaku dan tindakan dari seorang peserta didik dapat diarahkan, dari perilaku yang kurang baik menjadi perilaku yang diharapkan.

Baca Juga: Membentuk Karakter Cinta Tanah Air di Sekolah

Maka disinilah fungsi seorang guru yang tidak terbatas pada pemberian pengetahuan, namun juga tidak menutup peluang seorang guru untuk membentuk karakter, kepribadian, pengetahuan dan semangat untuk melakukan melakukan sesuatu hal, sehingga harapannya para peserta didik mampu meberikan jawaban atas persoalan yang sedang mereka hadapi.

Guru Sebagai Inspirator

Guru sebagai inspirator dapat dicapai dengan guru dapat memberikan sudut pandang yang berbeda yang menarik darisetiap persoalan yang mereka hadapi, selain itu guru juga harus mampu memberikan ide, gagasan dan tindakan yang dapat mengispirasi para peserta didik, sehingga karakter dan sikap mereka dapat terbentuk sebagai karakter yang positif dan kritis terhadap segala persoalan.

Sebagai akhir,

Peran seorang pendidik sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah memerlukan kerja keras dari setiap masyarakat yang memiliki kepetingan atas pendidikan, karena sikap-sikap guru tersebut tidak serta merta dimiliki oleh seorang pendidik. Namun adanya komitmen untuk mencetak pendidikan yang lebih baik dapat mendorong para pendidik untuk senantiasa berubah dan menyadari perannya dalam pendidikan, sehingga mampu move on dari hanya sekedar pusat pembelajaran menjadi seorang manager/pengelola pembelajaran (learning manager).

No comments for "Guru Harus Berubah, Dari Pusat Pembelajaran Menjadi Manager Pembelajaran"