Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia

Ada sebuah kalimat yang terasah megah karena diucapkanoleh sang proklamator, bung karno. Dalam Pidatonya dimasa dulu, beliau mengungkapkan kalimat yang kurang lebih seperti ini “manusia harus bekerja, kalo tidak bekerja maka tidak makan, kalau tidak makan maka akan mati…” kalimat yang cukup membangunkan kita dari mimpi-mimpi indah kepada realitas kehidupan yang ada. Dalam kalimat tersebut, setidaknya bung karno ingin mengatakan betapapentingnya sebuah pekerjaan dan kerja keras. Namun di sisi lain, kita dapat menginterpretasikannya bahwa “Manusia Harus Makan”. Artikel ini akan membahas bagaimana strategi pengembangan agrikultur/pertanian yang dapat diupayakan di Indonesia.

Pernahkah kita berfikir, Dari mana asal makanan yang sehari hari kita makan? Sebagian dari kita pasti ada yang menjawab “mungkin berasal dari pedagang di pasa”, ya walaupun ada benarnya, namun lebih jauh lagi sebenarnya aapun yang kita makan sehari-hari adalah produk dari kerja keras para petani, yang merupakan penyedia bahan baku konsumsi.

Jika disebuah pabrik sering terjadi mogok kerja karena memprotes beberapa kebijakan yang tidak pro terhadap para pekerja, yang umumnya membuah jalanan menjadi agak sedikit terganggu. Bayangkan jika para petani kompak melakukan mogok kerja, apa yang akanterjadi? Tepat, sekitar 260 juta jiwa penduduk Indonesia akan terancam kurang gizi, atau lebih para lagi apa yang diungkapkan bung karno dalam sebuah pidato tersebut akan benar-benar terjadi, Mati.

Baca Juga: Penguatan Ekonomi Maritim dan Agrikultur di Indonesia

Dari uraian singkat tersebut maka dapat kita simpulkan betapa pentingnya keberadaan seorang petani bagi pembangunan suatu bangsa dan Negara. Walaupun demikian, beberapa dari kita aka nada yang mengatakan “ada kok Negara yang “tidak bertani” tapi tetap dapat membangun, bahkan menjadi Negara maju”.

Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia
Ilustrasu Wilayah Agrikultur. Sumber Gambar: Dioalah Dari Pixabay.com
Hal tersebut tidaklah salah, Negara kecil seperti Singapore misalnya, tetap dapat menjadi Negara maju, walaupun mereka tidak bertani sebesar yang ada di Indonesia. Namun demikian maka dapat kita pahami, betapa mahalnya harga kebutuhan pokok yang tidak diproduksi di dalam negeri? Dari sini posisi para petani menjadi sangat penting, tetapi persoalan berikutnya adalah parapetani yang telah memberikan kita makan, apa sudah benar-benar sudah kenyang perutnya?

Memang ironi, disaat para petani berusaha mati-matian memberikan bahan makanan untuk kita, mereka sendiri justru sering kali kesusahan untuk mencari makan, ironis bukan? Hal ini terjadi akibat beberapa faktor termasuk diantaranya adalah ketersediaan lahan yang masih tidak sesuai dengan jumlah petani yang ada. Oleh sebab itu, harus ada strategi pengembangan untuk meningkatkan agrikultur di idonesia, agar para petani dapat merasakan hal-hal yang “mereka tanam” selama ini.

Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia

Ada beberapa hal yang dilakukan dalam mengembangkan agrikultur di Indonesia, diantaranya adalah ekofarming, pendistribusian pupuk, mendorong Kesadaran Pelaku Agrikultur dan perbaikan irigasi, sebagai berikut;

a. Ekofarming

Ekofarming merupakan pengondisian pertanian dimana para pelaku menyadari tentang bagaimana pentingnya ekosistem lingkungan tani, ekofarming lebih sering disebut sebagai pertanian terpadu. Dimana pertanian tidak merusak lingkungan, justru sebaliknya pertanian dimaksudkan untuk menjadi bagian dari linkungan tersebut.

Sistem ini penting, karena banyak dari para petani adalah mereka yang tidak sadar terhadap lingkungan tanam, maka mereka menggunakan pupuk dan obat kimia yang sebenarnya tidak baik, bahkan dapat merusak ekosistem dalam lingkungan tanam mereka.

b. Distribusi Pupuk Secara Merata

Pupuk masih menjadi kebutuhan primer bagi pertanian di Indonesia, pemupukan umumnya dilakukan selama dua kali, untuk satu tanaman dalam satu lahan. Gambaran tersebut cukup untuk mengatakan betapa pentingnya pupuk bagi para petani di Indonesia. Namun demikian, sering kali pupuk tidak tersedia, atau jika tersedia pupuk memiliki harga yang sangat hal mahal, hal ini dapat menyebabkan pendapatan petani berkurang akibat biaya produksi yang meningkat, sementara harga jual barang sering kali justru harganya mengecewakan.

Baca Juga: Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

Mahalnya pupuk dapat disebabkan ole jalur distribusi yang tidak lancar, sehingga terjadi kemacetan dalam distribusi, sehingga membuat harga pupuk semakin melambung, dan bahkan tidak tersedia untuk para petani. Selanjutnya, strategi untuk pengembangan dan peningkatan agrikultur di Indonesia dapat dilakukan dengan memperlancar jalur distribusi pupuk, atau dapat dilakukan dengan mendorong kemandirian petani, dimana mereka dapat memproduksi pupuk organik yang bahannya tersedia dengan melimpah disekitar mereka.

c. Perbaikan Irigasi

Ketersediaan air adalah faktor nomer wahid dalam dunia pertanian, tanpa ada air maka tanaman tidak akan dapat dibudidayakan. Dimusim kemarau, kebutuhan akan air menjadi lebih tinggi dibanding musim penghujan, proses penguapan yang dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari yang lebih panas dan lebih lama membuat kandungan air dalam tanah cepat habis, oleh sebab itu kebutuhan petani akan air dimusim kemaru meningkat, dan jika tidak diimbangi dengan sistem irigasi maka gagal panen adalah konsekuensi yang lagis bagi keadaan tersebut.

Dibanyak tempat di Indonesia masih ditemukan kesulitan memperoleh air untuk pertanian di musim kemarau, hal ini disebabkan oleh buruknya system irigasi. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh ketiadaan sumber air, maupun karena masyarakat secara komunal tidak dapat mengelola air yang ada, sehingga tidak dapat memenuhi/mengaliri sawah mereka. Oleh sebab itu pembangunan system irigasi perlu didorong bersama agar pertanian lebih baik dari sebelumnya.

d. Mendorong Kesadaran Pelaku Agrikultur

Kesadaran para petani perlu dirong oleh berbagai pihak terkait untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan pelatihan, penyuluhan-penyuluhan, dan atau memberikan praktik langsung yang dapat dilihat secara riil oleh masyarakat, sehingga mereka dapat menduplikasi strategi dalam mengelola tanaman.

Baca Juga: Menjadi Kartini di Era Milenial

Banyak dari para petani kita adalah mereka yang masih menggunakan sistem yang masih tradisional, hal ini membuat kurang maksimalnya hasil yang akan diperoleh. Oleh sebab itu, diperlukan para ahli dalam bidang agrikultur untuk turun gunung memberikan pengetahuan bagi para petani, agar panen yang akan dihasilkan lebih baik, dan kesejahteraan mereka pun akan lebih baik.

Selain paparan di atas, yang tidak kalah pentingnya bagi strategi pengembangan agrikultur di indonesia adalah adanya jalur distribusi hasil panen yang memihak terhadap petani, seperti mempersingkat jalur distribusi dan harga minimal barang yang ditetapkan oleh intervensi negara, hal ini penting untuk mengendalikan permainan para tengkulak yang membeli produk pertanian dengan harga di bawah harga, atau lebih murah. hal ini juga penting untuk menyelamatkan petani dari keseimbangan harga pupuk/pengelolaan dan harga jual yang akan mereka dapatkan.

Demikianlah, beberapa cara dalam mengembangkan agrikultur di Indonesia, persoalan agrikultur bukan hanya ketiga hal tersebut di atas, karena di luar itu masih banyak faktor yang dapat memicu gagalnya/kurangnya hasil panen yang akan didapat oleh para petani, misalnya persoalan hama, gulma dan lain sebagainya. Dan akhirnya, terima kasih telah membaca artikel yang berjudul strategi pengembangan agrikultur di Indonesia. Semoga dapat membantu teman-teman memuaskan dahaga kebutuhan pengetahuan yang ingin teman-teman raih.

No comments for "Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia"