[Resensi] Novel Pulang Karya Tere Liye

Artikel kali ini akan memberikan review atau resensi dari novel yang berjudul Pulang karya Tere Liye. Novel yang bergenre action dari penulis kawakan tere liye sangat memanjakan anda yang menyukai alur cerita pertarungan, novel pulang menyajikan berbagai laga pertarungan sekelas Hollywood yang pastinya akan membuat imajinasi seolah melihat berbagai aksi menegangkannya.

Pulang dapat berarti kembali ketempat kita tinggal dari sebuah perjalanan atau kesibukan di luar rumah, pulang juga dapat berarti kembali ke habitat, dan pulang juga dapat diartikan sebagai perjalanan menuju kepada hakikat kehidupan, sementara itu, novel ini menyebut dalam sinopsisnya “pulang sebagai sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, kesedihan demi kesedihan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit, pulang”.

Novel Pulang Karya Tere Liye

Novel ini beralur campuran, maju-mundur, sehingga pembaca akan kesulitan untuk menebak apa cerita selanjutnya, sehingga setiap halaman adalah kejutan yang akan memanjakan imajinasi dan rasa penasaran para pembacanya.

Cerita berawal dari tokoh Tauke yang tibah di Bukit Barisan, kampung dimana tokoh umata “Bujang” tinggal bersama kedua orang tuanya, yaitu tokoh “Mamak” dan tokoh “Bapak” yang hidup dalam kondisi miskin. Sehingga bujang tidak bersekolah secara formal, selain itu juga karena dendam Samad, Bapak bujang kepada Tuanku Imam, sehingga membuat bujang dijauhkan dari pendidikan. Namun demikian, bujang tetap didik ibunya diluar sepengetahuan Samad.

Rupanya Tauke adalah teman dari Samad, Tauke bersama beberapa orang kepercayaanya mengajak bujang untuk berburu babi hutan. Disanalah bujang berhadapan dengan monster babi hutan, yang tingginya melebihi tinggi anak usia 14 tahun, dan pada akhirnya bujang dapat melindungi Tauke dari serangan babi hutan tersebut.

Baca Juga: [Resensi] Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Akibat pengertian dan desakan yang terus diberikan Samad kepada ibu Bujang, akhirnya “Mamak” memberikan izin bujang ikut Tauke ke kota walaupun sebenarnya sangat berat bagi Mamak.

“Mamak akan mengizinkan kau pergi, meski itu sama saja dengan merobek separuh hati mamak, pergilah anakku, temukan masa depanmu. Sungguh besok lusa kau akan pulang. Jika tidak ke pangkuan mamak, kau akan pulang pada hakekat sejati yang ada dalam dirimu, pulang!”

Saat melepas bujang, Mamak memberikan nasihat untuk tidak meminum minuman keras, dan tidak juga memakan makanan haram seperti bebi dan anjing.

Resensi Buku Pulang Karya Tere Liye
Novel tentang Sebuah Perjalanan Panjang Menuju Sebuah Titik "Keheningan"
Akhirnya bujang ikut Tauke ke kota dan mengejar ketertinggalannya dalam pendidikan, yang usianya saat itu seharusnya sudah masuk SMA. Atas bimbingan dari “Frans- seorang amerika” akhirnya bujang mampu mendapat dua gelar magister dari kampus ternama di Amerika.

Dalam menempuh kuliahnya S1 di ibu kota, bujang telah menjadi seorang tukang pukul keluarga tong, dimana kepala keluarganya adalah Taukeh teman samad. Taukeh memiliki bisnis gelap berupa ekspor-impor illegal. Bisnis gelap ini selanjutnya disebut oleh bujang sebagai “shadow economy”, yaitu kegiatan economy yang memiliki kekuatan sangat besar, bahkan mampu mengendalikan pemerintahan, dan juga mempu menentukan siapa yang dapat memenangkan politik dalam pemilihan presiden.

Saat menyelesaikan pendikan S1-nya, bujang menyusun skripsi tentang shadow economy yang mendapat pujian dari para pengujinya, karena bujang mempu menjelaskan kegiatan shadoh economy dengan sangat menakjubkan. Walaupun demikian, Selama kuliah tidak ada seorang pun teman kuliah maupun dosen yang mengetahui bahwa bujang sebenarnya telah telibat dalam ekonomi bayangan tersebut.

Dalam cerita tersebut juga terdapat seorang tokoh bernama Basir yang selanjutnya menjadi teman baik Bujang, dan merupakan tukang pukol terkuat dari keluarga Tong. Basir berusia sekitar satu tahun di atas bujang, merupakan seorang etnis Arab yang selalu membanggakan suku asli Arab “Bedouin” yang hidup secara nomaden dengan mendirikan tenda dan tidak jarang berperang antar suku.

Baca Juga: Faktor-faktor Yang Menyebabkan Milenial Kebelet Nikah

Basir menunjukkan pepatah suku bedouin yang selalu ditempel dikamarnya saat bujang baru saja datang di keluarga Tong, pepatah tersebut tertulis dalam Bahasa ingris “I against my brother, my brothers and I against my cousins, then my cousins and I against strangers”.

Penghianatan Dalam Novel Pulang Tere Liye

Penghianatan merupakan salah satu tema yang ada dalam alur cerita novel pulang karya tere liye tersebut. Dalam bagian ini diceritakan ketika kekuasaan keluarga tong telah sampai keluar batas negara, yang akhirnya kekuasaan itu saling bergesek dengan kekuasaan penguasa shadow economy dari keluarga lain di luar negeri, usi kepala keluarga “Tauke” sudah terbilang sudah tua dan sakit-sakitan.

Beberapa tugas penting akhirnya diserahkan kepada Bujang yang selanjutnya dinobatkan sebagai Tauke muda, pengganti tauke besar yang diakhir hayatnya telah dihiyanati oleh orang kepercayaanya, yaitu Basir. Basir membalaskan dendam keluarganya yang dihabisi oleh keluarga Tong, dan secara tidak disengaja keluarga tong memungut basir dan dijadikan sebagai orang kepercayaan keluarga.

Bujang yang telah terusir dari markas besar keluarga tong akibat penghianatan, akhirnya mengumpulkan beberapa orang kepercayaannya yang masih tersisah, yaitu tokoh Yuki dan Kiko, Salonga, Togar, dan dan seorang mantan marinir Amerika. Dengan beberapa anak buah yang mereka miliki, akhirnya bujang merebut kembali kekuasaan keluarga tong dari tangan Basir.

Pada akhir cerita, Bujang akhirnya pulang ke bukit barisan, tempat dikuburkannya mamak dan bapak bujang. Bujang mendapat titik balik kehidupannya saat bertemu Tuanku Imam, kakak dari mamak bujang. Dalam masa yang sangat kritis bagi bujang, saat ditinggalkan kedua orang tuanya, dan juga ditinggalkan Tauke sebagai orang tua angkatnya, bujang sangat terpuruk, dan beruntung bertemu tuanku imam yang memberinya pencerahan untuk dapat kembali pulang pada hakikat kehidupan.

Pesan Moral Novel Pulang Tere Liye

Pesan moral novel pulang tere liye yang berusaha hendak disampaikan adalah:

1. Cinta sejati

Tentang cinta sejati yang tidak pernah pudar dari bapak dan mamaknya bujang, dimana setelah penantian selama lima belas tahun, akhirnya Samad melamar mamaknya bujang yang sebelumnya pernah ditolak oleh keluarga tuanku imam dari keluarga mamaknya bujang.

Setelah lamaran kedua, akhirnya lamaran itu diterima karena bapak dan mamaknya bujang saling mencintai. Karena cinta itu pula akhirnya mamaknya bujang bersedia meninggalkan segala yang dimiliki oleh keluarganya.

2. Keluarga Adalah Harta Yang Berharga

Saat hendak ditinggalkan bujang pergi bersama tauke, mamak dengan berat harus merelakankarena sangat mencintai bujang. Dan saat tiba di kota bujang akhirnya sadar bahwa keluarganya memberikan arti yang sangat berharga, terlebih saat mamak dan bapaknya meninggal dunia di bukit barisan, tempat bujang dibesarkan.

3. Memafkan Lebih Baik Dari Membalas Dendam

Dalam akhir cerita novel pulang tere liye tersebut diceritakan bujang yang kembali merebut kekuasaan keluarga tong dari tangan basir, dan bujang lebih memilih untuk memaafkan basir dan melepaskannya, serta menjamin keselamatannya dari keluarga tong.

4. Pesan Moral Lain

Setiap pembaca akan menemukan beberapa pesan moral dari kisah novel pulang karya tere leye tersebut, pesan moral tentu akan bervariasi, ada yang melihat kesetiaan, cinta sejati, memaafkan, membalas kebaikan, hakikat hidup dan lain-lain tergantung para membaca ingin melihatnya dari mana..

Resensi Novel Pulang karya Tere Liye

Itulah tadi beberapa review / resensi dari novel Pulang karya Tere Liye yang sangat menarik untuk dibaca oleh calon pembaca, walaupun terbilang lumayan tebal, sebanyak 400 halaman, novel ini diramu dengan baik oleh penulisnya sehingga akan membuat para calon pembaca untuk menikmati tiap halaman dari novel tersebut, dan tidak akan terasa 400 halaman telah diselesaikan.

Baca Juga: Mental Bangsa Terjajah Dibalik Minta Foto Bareng Orang Asing

Penggunaan bahasa yang kaya dalam penulisan novel pulang membuat pembaca tidak akan merasa adanya penggunaan kata yang berulang-ulang sehingga pembaca tidak akan merasa bosan. Selain memberikan hiburan cerita yang menarik, novel ini juga akan memberi gambaran ekonomi yang berjalan dibelakang layar “shadow economy”, walaupun berjalan secara illegal namun memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap sistem ekonomi dan politik yang berlaku dalam suatu negara.

Judul buku : PULANG
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Terbit : 2015
Cetakan : I
Jumlah halaman : 400 hlm + 2 + iv + cover

No comments for "[Resensi] Novel Pulang Karya Tere Liye"